Oleh: Achmad Nur Hidayat, MPP (Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta)

Dalam dinamika politik Indonesia, kepemimpinan partai memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah dan strategi partai.

Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar merupakan cerminan dari tantangan besar yang dihadapi oleh partai-partai politik dalam menjaga kemandirian dan kekuatan internal mereka di tengah tekanan eksternal.

Fenomena ini memberikan pelajaran penting bagi partai-partai lain untuk mengevaluasi dan memperkuat struktur serta strategi kepemimpinan mereka agar tidak mengalami nasib serupa.

Untuk memastikan stabilitas dan keberlanjutan partai, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan pemilihan pemimpin yang kuat dan independen, peningkatan soliditas kader, serta penerapan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi konstituen.

Selain itu, penting bagi partai untuk menegosiasikan posisi mereka dalam koalisi dengan tegas dan menghindari dominasi pihak lain yang dapat mengikis otonomi partai. Kolaborasi yang strategis dengan partai-partai lain juga menjadi kunci untuk membangun aliansi yang saling menguntungkan tanpa kehilangan identitas dan prinsip-prinsip dasar partai.

Dalam tulisan pertama kami jelaskan ada tiga spekulasi utama penyebab mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar yang dapat dilihat dari tabel berikut


Setiap spekulasi di atas berkontribusi pada ketidakstabilan kepemimpinan dalam Golkar dan mendorong urgensi perubahan kepemimpinan untuk memastikan keberlanjutan dan kekuatan partai di masa depan.

Pelajaran Untuk Elit Partai lain

Pemilihan Pemimpin yang Kuat dan Independen Pemilihan pemimpin yang memiliki integritas tinggi dan mampu mengambil keputusan secara mandiri adalah kunci utama untuk menjaga stabilitas dan kekuatan partai.

Partai-partai harus memastikan proses pemilihan internal yang transparan dan demokratis, di mana semua kader memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan suara mereka. Calon pemimpin harus disaring berdasarkan kapabilitas, rekam jejak, dan visi yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi partai. Untuk memastikan kesiapan menghadapi tantangan kepemimpinan, partai perlu menyediakan pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan bagi calon-calon pemimpin.

Langkah ini tidak hanya memperkuat internal partai tetapi juga memastikan bahwa pemimpin yang terpilih memiliki dukungan yang solid dari kader dan dapat bertindak sesuai dengan kepentingan partai tanpa terpengaruh oleh tekanan eksternal.

Peningkatan Soliditas Kader

Soliditas kader merupakan fondasi yang penting bagi setiap partai politik. Untuk menghindari situasi seperti yang dialami oleh Airlangga, partai harus meningkatkan keterlibatan kader dalam proses pengambilan keputusan dan memastikan komunikasi yang efektif antara pusat dan daerah.

Dengan adanya keterlibatan aktif dari kader, partai dapat memastikan bahwa aspirasi dan masukan dari bawah terakomodasi dengan baik. Membangun sistem komunikasi internal yang efektif juga penting untuk menjaga alur informasi yang baik dan mengurangi potensi konflik internal. Soliditas kader yang kuat akan memastikan partai tetap kokoh dan siap menghadapi berbagai tantangan politik.

Mengambil Sikap Tegas dalam Koalisi

Partai harus menunjukkan sikap tegas dan mandiri dalam berkoalisi untuk memastikan bahwa kepentingan partai tetap diutamakan. Menegosiasikan peran dan posisi partai dalam koalisi berdasarkan kekuatan dan kontribusi partai sangat penting. Partai harus berani menolak keputusan yang merugikan dan memastikan bahwa keputusan koalisi selaras dengan visi dan misi partai.

Memberikan mandat yang jelas kepada kader yang ditugaskan dalam posisi pemerintahan untuk memperjuangkan kepentingan partai akan memastikan bahwa partai tidak kehilangan arah dan tetap fokus pada tujuan utamanya.

Selain itu, partai harus melakukan evaluasi berkala terhadap keterlibatan mereka dalam koalisi dan mengawasi kinerja kader yang ditugaskan untuk memastikan mereka bekerja sesuai dengan kepentingan partai. Sikap tegas dalam berkoalisi akan memperkuat posisi partai dan mengurangi dominasi dari partai lain.

Menggalang Aliansi Strategis

Kolaborasi dengan partai-partai lain yang memiliki visi yang sejalan dapat memperkuat posisi partai dalam koalisi tanpa kehilangan identitas.

Partai harus mengidentifikasi mitra strategis yang memiliki kepentingan dan agenda yang sejalan, dan menjalin komunikasi intensif untuk membentuk aliansi yang saling menguntungkan.

Menyusun kesepakatan kooperatif yang jelas dan saling menguntungkan dengan partai-partai mitra akan memastikan dukungan dan kerja sama yang efektif.

Kerja sama ini juga dapat mencakup perumusan dan implementasi kebijakan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat posisi politik bersama. Dengan menggalang aliansi strategis, partai dapat membangun kekuatan yang lebih besar dan menghadapi tekanan eksternal dengan lebih baik.

Implementasi strategi-strategi ini akan membantu partai-partai politik di Indonesia memperkuat diri dan menghindari situasi serupa yang dialami oleh Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga, menjadikan mereka lebih mandiri, efektif, dan berpengaruh dalam politik nasional.

Sumber: strateginews.id