JAKARTA, investor.id – Pengamat Kebijakan Politik, Achmad Nur Hidayat menyebut Kebijakan pangan pemerintah yang terlalu berfokus pada ketahanan pangan tanpa memperhatikan kemandirian pangan.
Impor beras Indonesia yang membengkak menjadi 5,17 juta ton per tahun, mencerminkan kebijakan ketahanan pangan yang lebih menekankan pada ketahanan semata, tanpa fokus pada kemandirian pangan.
“Kebijakan pangan pemerintah yang terlalu berfokus pada ketahanan pangan tanpa memperhatikan kemandirian pangan telah menyebabkan ketergantungan yang berlebihan pada impor,” kata Achmad dalam keterangan tertulis, pada Senin (12/8/2024).
Achmad menjelaskan, dalam jangka pendek, kebijakan ini memang bisa membuat pasokan dan harga beras stabil. Namun, dalam jangka panjang kebijakan ini merugikan produsen lokal.
Petani dan pekerja di sektor pertanian dapat mengalami kerugian karena tidak dapat bersaing dengan beras impor yang lebih murah. Selain itu, penyaluran bantuan sosial (bansos) pangan beras oleh Bapanas dan Bulog yang seharusnya menjadi tugas Kementerian Sosial (Kemensos) juga mencerminkan kurangnya fokus dan koordinasi dalam kebijakan pangan.
Untuk itu, Achmad menyebut pemerintah perlu melakukan reformasi kebijakan pangan yang lebih berfokus pada kemandirian pangan untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan mencapai swasembada beras.
Sumber: investor.id