Ancaman perang nuklir bisa berakibat fatal tidak hanya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, melainkan juga arah geopolitik.
Gencatan senjata yang terjadi antara Iran dan Israel dinilai sangat lemah. Keduanya berpotensi melanggar perjanjian sementara.
Jika hal itu terjadi, potensi pencahnya perang yang lebih besar sangat memungkinkan. Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) Achmad Nur Hidayat mengatakan perang yang melibatkan Iran dan sekutu Barat bisa berujung pada tabrakan nuklir.
“Jika gencatan senjata Iran-Israel dilanggar misalnya Israel kembali menyerang Teheran kita bisa menyaksikan konflik cepat meluas. Iran pasti merespons, misalnya dengan menyerang pangkalan Israel atau AS di wilayah sekitarnya,” ucap pengamat yang akrab disapa Mad Nur, Jumat 27 Juni 2025.
Menurutnya, ancaman perang nuklir bisa berakibat fatal tidak hanya terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, melainkan juga arah geopolitik.
Bahkan, Mad Nur menilai hal itu bisa memicu lebih cepat terjadinya perang dunia ketiga.
“Menurut pakar keuangan, ancaman perang nuklir harus dipandang serius: studi PBB 2024 memperkirakan perang nuklir akan ‘melumpuhkan rantai pasok global, mematikan produksi pangan, dan menghilangkan triliunan nilai ekonomi’,” tuturnya.
Lanjut Mad Nur, lemahnya gencatan senjata antara Iran dan Israel sangat berdampak negatif pada keamanan global.
Perang dunia ketiga berpotensi menjadi ajang unjuk nuklir dari negara-negara sekutu lainnya.
“Dengan pemikiran semacam ini telah menguapnya tabu nuklir, potensi perang dunia ketiga nuklir nyata terasa di cakrawala,” pungkasnya.
sumber : KBA


