Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai pernyataan bakal calon presiden Anies Baswedan soal Proyek Strategis Nasional (PSN) berbau titipan kanan dan kiri tidak salah. Dia melihat fakta di lapangan memperlihatkan banyak proyek yang hanya menguntungkan oligarki dan pihak asing.

“Dalam hal ini seperti nikel dan proyek hilirisasi yang telah menguras sumber daya alam sedemikian besar tapi tidak mendatangkan manfaat yang besar bagi Indonesia,” ujar Achmad dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis, (5/10/2023).

Achmad memberi contoh PSN yang kental berbau oligarki adalah Undang-Undang Cipta Kerja. Dia mengatakan faktanya di lapangan ada banyak pembangunan bermasalah di rezim saat ini. Salah satu di antaranya adalah proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KACJB).

“Yang tidak sesuai perencanaan, menguras APBN dan tidak layak dilakukan (feasible), dan hanya menguntungkan pihak asing,” ujar dia.

Proyek food estate menurut Achmad juga merupakan salah satu contoh proyek gagal. Dia menilai dalam hal ini tidak produktif seperti yang direncanakan. “Dan hanya menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah,” kata dia.

Kritikan Anies soal PSN berbau titipan kanan dan kiri dijawab panas bakal calon presiden PDI-P, Ganjar Pranowo dan PDIP. Menurut Achmad, sebagai pengusung keberlanjutan Ganjar tentunya akan membela apa yang sudah diinisiasi oleh Jokowi. Apalagi mereka sama-sama diusung oleh partai yang sama. Pernyataan Anies terhadap PSN ujar dia menjadi isu politik yang sensitif bagi pemerintah dan bacapres dan partai pengusung keberlanjutan.

Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo menurut Achmad mungkin tidak sepenuhnya memahami konteks pengandaian yang digunakan oleh Anies dalam pernyataannya. Anies menggunakan pengandaian sebagai bentuk peringatan bahwa PSN perlu diatur dengan transparan agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

“Seruan Anies mengenai PSN mendapat respons yang kuat dari Ganjar Pranowo dan PDIP karena faktor-faktor politis, perbedaan interpretasi, upaya pertahanan, dan pengaruh terhadap opini publik. Ini mencerminkan dinamika politik yang umum terjadi dalam konteks politik nasional,” ujarnya.

Achmad melihat Anies yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar membawa misi perubahan untuk persatuan dan keadilan nasional. Setiap presiden terpilih kata dia tentu harus meneruskan program yang sudah teruji baik dan berhasil dan memperbaiki yang kurang dengan kebaruan.

Achmad melihat hasil sigi dari lembaga survei sudah bukan lagi memberi informasi yang sahih. Dia menilai produk jajak pendapat tersebut sudah menjadi bagian dari tim sukses calon presiden.

“Menempatkan bacapres yang antitesa dari penguasa saat ini di urutan elektabilitas paling rendah tentunya langkah yang dianggap terbaik bagi mereka untuk membentuk opini publik,” katanya.

Anies menyampaikan kritikan terkait PSN berbau titipan kanan dan kiri saat menghadiri Rapat Koordinasi 1 Partai Masyumi, Sabtu, beberapa hari yang lalu.

“Rujukannya Rencana Jangka Panjang, turunannya Rencana Jangka Menengah, dan turunannya kemudian PSN. Merujuk ke sana. Tapi kalau itu tak dilakukan dengan baik, PSN itu kemudian jadi titipan kanan-kiri yang masuk tanpa kita ketahui bagaimana proses itu disusun,” kata Anies.

Bekas rektor Universitas Paramadina mengatakan jika memang ada titipan dalam pelaksanaan proyek maka masyarakat akan dirugikan. Dia ingin agar pelaksanaan PSN diluruskan kembali. “Dan ketika titipan kanan-kiri, konsekuensinya dirasakan oleh masyarakat. Ini kita kembali perlu luruskan, sehingga apa yang menjadi kebijakan-kebijakan itu mencerminkan tujuan awal,” tutur dia.

Sumber: optika.id