Hallo Bisnis – Presiden RI Prabowo Subianto ingin belajar dari kesuksesan Brazil yang telah menjalankan program Makan Bergizi Gratis dan energi terbarukan.

Hal itu disampaikan oleh Prabowo di forum Indonesia-Brazil Business Forum in the sideline of G20 Summit di Copacabana Palace, Rio de Janeiro, Senin (17/11).

“Saya memberikan makanan gratis kepada setiap anak di Indonesia. Dan dalam hal ini, saya juga ingin belajar dari Brazil yang sudah sukses. Jadi saya sudah meminta tim saya untuk mengatur dengan investor Anda ke Indonesia,” kata Prabowo.

Prabowo mengungkapkan akan mengerahkan tim guna mempelajari program Makan Bergizi Gratis yang diterapkan di Brazil.

“Kami ingin membentuk tim untuk mempelajari program makanan Brasil ini untuk anak-anak sekolah. Jadi setelah kecukupan pangan dan makan anak, kita juga menuju kecukupan energi,” kata Prabowo.

Di momen yang sama, Prabowo juga mengungkapkan ingin belajar dari Brazil terkait implementasi energi terbarukan.

“Saya pikir Brazil lebih maju dibandingkan kita dalam penggunaan energi ramah lingkungan melalui solar, memproduksi solar dari minyak sawit,” ujar dia.

Prabowo optimistis Indonesia bisa melaksanakan hal tersebut karena memiliki banyak sumber energi ramah lingkungan.

“Kita mempunyai banyak energi dari matahari. Kami bersemangat untuk menyongsong masa depan,” tuturnya.

Sementara itu, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai Indonesia berpotensi menjadi pelopor perdagangan dunia yang lebih adil. Oleh karena itu, Indonesia harus memperkuat kebijakan nasional yang sejalan dengan komitmen global.

“Dengan memperkuat kebijakan nasional, memainkan peran aktif dalam diplomasi global, dan menjaga konsistensi dalam forum internasional, Indonesia dapat memimpin perubahan menuju dunia yang lebih adil,” ujar Achmad kepada wartawan, Senin (18/11).

Menurut dia upaya ini dapat mencakup penguatan sektor domestik seperti UMKM dan industri dalam negeri, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi penonton di pasar internasional.

Selain itu, Indonesia juga perlu meningkatkan daya saing melalui teknologi, efisiensi logistik, dan akses pembiayaan bagi usaha lokal. Dengan diperkuatnya kemampuan domestik, maka akan berdampak pada semakin kuatnya posisi Indonesia dalam perdagangan global.

Di sisi lain, tantangan geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina dan tragedi Gaza menunjukkan bahwa sistem dunia saat ini rentan terhadap ketidakstabilan. Indonesia, dengan prinsip “bebas aktif,” memiliki legitimasi untuk memainkan peran mediator dalam menyelesaikan konflik global secara damai.

Dengan demikian, keberhasilan Indonesia dalam menyuarakan perdagangan yang adil di APEC harus diikuti dengan konsistensi dalam forum internasional lainnya, seperti G20, ASEAN, dan PBB.

“Dengan menjaga konsistensi ini, Indonesia dapat memastikan bahwa agenda keadilan perdagangan tetap menjadi prioritas utama,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dunia membutuhkan sistem yang tidak hanya berfokus pada kepentingan ekonomi, tetapi turut mempertimbangkan aspek kemanusiaan dan keberlanjutan.

Menurutnya, perdagangan bebas yang adil harus memberikan a

kses yang sama bagi semua negara, tanpa hambatan proteksionis yang merugikan negara kecil. Sistem yang transparan dan terorganisasi dengan baik dapat menciptakan keadilan dalam pembagian manfaat perdagangan, termasuk akses terhadap teknologi, pasar, dan pembiayaan.

Kerja sama dengan negara-negara ASEAN, China, dan India dapat menciptakan pasar alternatif yang lebih inklusif. Indonesia juga harus memanfaatkan revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas akses pasar internasional.

“Pernyataan Presiden Prabowo di APEC 2024 adalah langkah positif. Indonesia perlu melampaui retorika menuju implementasi nyata. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia-Pasifik, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi contoh dalam menciptakan sistem dunia baru yang lebih inklusif dan merata,” imbuhnya.

Sumber: bisnis.hallo.id