Oleh Achmad Nur Hidayat MPP, Ekonom & Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin dekat. Sejumlah kandidat capres-cawapres mulai gencar melakukan kampanye untuk meraih simpati masyarakat. Namun, tren yang berkembang belakangan ini adalah penggunaan gimik politik yang semakin marajalela.
Dalam dialog dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anies Baswedan, capres nomor urut 1 mengungkapkan bahwa sebagian besar kandidat capres-cawapres 2024 cenderung lebih memilih untuk menonjolkan gimik politik daripada mengedepankan visi misi dan gagasan yang substansial.
Anies mengakui bahwa pasangannya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, juga sesekali melakukan gimik politik. Namun, Anies menegaskan bahwa gimik bukanlah fokus utama, melainkan gagasan yang konsisten.
“Sesekali ada selepet-selepet, tapi bukan sesuatu yang dikerjain rutin. Yang rutin adalah gagasan,” kata Anies.”
Anies tidak menyalahkan sepenuhnya penggunaan gimik politik. Menurutnya, sesekali adanya elemen gimik adalah hal yang wajar.
Namun, dia menekankan bahwa hal tersebut tidak boleh menjadi kebiasaan rutin. Fokus utama harus tetap pada penyampaian gagasan dan visi misi yang dapat memberikan arah nyata bagi kemajuan bangsa.
Peran Gimik Politik
Gimik politik memang dapat menjadi senjata ampuh untuk menarik perhatian masyarakat, terutama di kalangan milenial. Namun, gimik politik juga memiliki risiko yang dapat merugikan citra calon pemimpin.
Gimik politik yang tidak berbasis pada kebenaran dapat menjadi blunder yang dapat merusak reputasi calon pemimpin. Selain itu, gimik politik yang terlalu berlebihan juga dapat menimbulkan kesan bahwa calon pemimpin hanya ingin mencari sensasi.
Oleh karena itu, penting bagi setiap kandidat capres-cawapres untuk menjaga keseimbangan antara menciptakan sensasi dan memberikan substansi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Peran Media
Media massa memiliki peran penting dalam Pemilu 2024. Media dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang para kandidat capres-cawapres.
Anies Baswedan menilai bahwa media tidak harus netral, tetapi harus objektif dalam menyajikan informasi. Objektivitas dalam menyajikan informasi sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap media.
Selain itu, media juga memiliki peran penting dalam mengekspos rekam jejak masing-masing kandidat. Dengan mengetahui rekam jejak kandidat, masyarakat dapat menilai secara kritis siapa yang paling layak untuk memimpin bangsa.
Dalam menghadapi Pilpres 2024, masyarakat perlu bersikap kritis dalam menyikapi kampanye para kandidat capres-cawapres. Masyarakat tidak boleh hanya terbuai oleh gimik politik, tetapi juga harus mempertimbangkan visi misi dan gagasan yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat.
Dengan memilih secara bijak, rakyat dapat turut menentukan arah bangsa ke depan. Dalam hal ini, Anies Baswedan menegaskan bahwa memahami substansi dan visi misi calon presiden dan wakil presiden lebih penting daripada terpaku pada gimik politik yang sesekali muncul.


