JAKARTA, DISWAY.ID— Sejak 10 tahun terakhir, pemegang jabatan di bidang perekonomian negara memang memiliki rekam jejak yang mengagumkan.

Kendati begitu, nama-nama besar tersebut hanya mampu mencapai pertumbuhan ekonomi di level moderat, yaitu sekitar 5 persen.

Hal ini tentunya menimbulkan berbagai kekhawatiran dari kalangan pengamat dan Ekonom, terutama ditengah-tengah masa transisi pergantian pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.

Terutama, Prabowo juga telah menetapkan target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, yang jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi moderat yang diberikan oleh lembaga internasional seperti IMF.

“Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen jelas lebih ambisius dan membutuhkan figur yang berpikir inovatif, out of the box, dan bukan hanya mengandalkan kebijakan ekonomi yang telah dilakukan selama ini,” ujar Ekonom seklaigus Dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.

Para figur tersebut, seperti Sri Mulyani, Chatib Basri, dan Perry Warjiyo meskipun kompeten, terbukti tidak dapat melampaui batas pertumbuhan yang lebih signifikan dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.

Oleh karena itulah, Achmad menilai bahwa untuk mencapai target ambisius tersebut, diperlukan pemimpin baru di sektor ekonomi dengan visi yang lebih segar dan berani mengambil kebijakan radikal, terutama dalam memperluas basis ekonomi, mendorong sektor produktif yang selama ini belum maksimal, dan membuka pasar baru baik domestik maupun internasional.

“Alternatifnya, perlu sosok yang tidak hanya memahami kebijakan fiskal dan moneter, tetapi juga mampu mempercepat transformasi ekonomi digital, industrialisasi berbasis teknologi, dan inklusi ekonomi secara luas,” ujarnya.

Menurut Achmad, kriteria utama yang mencakup kemampuan mengimplementasikan kebijakan yang mampu mendongkrak pertumbuhan lebih agresif, mempercepat aliran investasi, dan memaksimalkan potensi ekonomi domestik yang belum tergarap optimal.

Sumber: disway.id