RakyatPos.id – Anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Achmad Nur Hidayat menyoroti pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah yang menyudutkan Imam Besar New York Islamic Center, Ustaz Syamsi Ali. Menurut Achmad, pernyataan negatif Fahri Hamzah justru merugikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto, Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Partai Gelora.

“Fahri Hamzah yang menuduh Ustaz Syamsi Ali sebagai provokator dan tidak memahami kondisi di Indonesia adalah tindakan yang tidak pantas dan ungkapan orang gila yang lupa kulitnya,” kata Achmad kepada Ini.com di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Sebelumnya, akun Instagram @fahrihamzah bertajuk: Fungsi Pembawa Damai, Bukan Provokator

Kemudian, Fahri menulis, “Rajin saja sebagai ustadz, ini kerja kasar, berdarah, makian, tidak cocok buat kamu. Satukan komunitas. Jika Anda menginginkan politik praktis, bergabunglah dengan partai. Misalnya bagi generasi muda seperti UAH, fungsi ustadz adalah mendamaikan, bukan menjadi provokator. Lagipula kamu tidak memahami situasinya.”

Di akhir artikel, Fahri menulis, “Shamsi Ali dinasehati oleh @fahrihamzah.”

Achmad mengatakan, Ustaz Syamsi Ali dituduh seperti itu karena menulis kalimat yang jelas untuk mengingatkan Fahri Hamzah, yaitu “Teman kita Fahri Hamzah sedang menasehati dirinya sendiri. Dulu menikmati jabatan lewat PKS…begitukah? Kini memposisikan diri sebagai antitesis PKS. Dulu tajam terhadap Jokowi. Sekarang pujiannya sangat tinggi… Saya pikir politik didasarkan pada nilai-nilai. Bukan dengan pandangan pragmatis!”

Achmad menambahkan, Fahri Hamzah sudah lupa bahwa empat tahun lalu dirinya sama dengan Ustad Syamsi Ali, orang di luar pemerintahan yang kritis terhadap jalan pemerintah yang salah.

Mungkin setelah Fahri Hamzah dianugerahi Bintang Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya tahun 2020 oleh Jokowi, sikap kritis menjadi tumpul. Penghakiman tidak lagi didasarkan pada nilai-nilai moral tetapi pada transaksi untung dan rugi. !” ucap ANH, panggilan akrabnya.

Apalagi, kata ANH, sejak Partai Gelora termasuk yang pertama mendukung Gibran Rakabuming, putra Jokowi sekaligus keponakan mantan Hakim Mahkamah Konstitusi, Fahri Hamzah, banyak mengoceh terhadap calon lain yang menentang jagoannya.

Ustaz Syamsi Ali yang pernah menjadi imam masjid di New York sebenarnya tampak lebih konsisten dengan nilai-nilainya dibandingkan Fahri Hamzah. Tulisan kepada Fahri Hamzah itu untuk mengingatkan Fahri Hamzah agar tidak melupakan hati nuraninya. Dulunya kritis, kini dia memuji rezim yang salah jalan. “Apa arah baru Gelora yang pada awal berdirinya ingin melakukan perubahan,” jelas ANH yang dikenal sebagai ekonom dan pakar kebijakan publik.

Sementara itu, menanggapi tudingan Fahri Hamzah, Ustaz Syamsi Ali menulis:

“Intinya Bung Fahri, selamat berpolitik. Aku hanya mengingatkanmu, istafti qalbak. Sering-seringlah memperhatikan hati nurani Anda. Karena semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.”

Sebagai Ustaz, lanjut ANH, Syamsi Ali memilih mengingatkan Fahri Hamzah di depan umum sebagai cara yang tepat agar Fahri Hamzah tidak hanya memanfaatkan publik untuk memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. ANH mengaku salut dengan Shamsi Ali yang berani mengatakan kebenaran bahkan kepada teman-temannya sendiri.

“Fahri Hamzah lebih cocok dipanggil ‘omon-omon’ karena belum pernah punya pengalaman eksekutif menghadapi lapangan nyata. ‘Omon-omon’ cocok bagi mereka yang belum pernah duduk di eksekutif, belum pernah jadi menteri, punya tidak pernah menjadi kepala daerah, kecuali mereka satu-satunya pejabat publik di legislatif yang hanya berbicara, jelas ANH.

Berikutnya, ANH meminta Fahri Hamzah mengakhiri tudingan terhadap Ustaz Shamsi Ali. “Tindakan Anda justru menjauhkan kemenangan Pak Prabowo, kemenangan Partai Gelora bagi umat Islam yang selama 9 tahun terakhir dikriminalisasi dan dimiskinkan sehingga semakin sulit menutupi biaya hidup,” kata ANH.

Lebih lanjut, menurut ANH, keributan Fahri Hamzah dengan Ustaz Syamsi Ali sebenarnya bermula karena Fahri Hamzah menyindir Anies Baswedan usai debat capres ketiga berlangsung, Minggu (7/1/2024).

Fahri berkata, “Jika kamu pernah mencicipi harta halal seseorang, bersyukurlah. Jangan mengkritik kepribadiannya. Kekayaan bukanlah hal yang memalukan. Apalagi jika Anda pernah menggunakannya. Legal dan halal lagi. Itu tidak etis. Terus terang saya keberatan dengan cara Anda, itu tidak sopan. mereka yang memiliki tubuh mungkin diam. Tapi siapa tahu, dia mungkin akan marah.”

Sementara itu, setiap kali Prabowo kalah dalam debat capres, Fahri Hamzah mengungkit jasa-jasa masa lalu Prabowo kepada Anies Baswedan saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017. “Kok Fahri Hamzah yang tadinya macan parlemen, kini hanya jadi petugas pemadam kebakaran. “Sepertinya Fahri Hamzah salah jalan dan diturunkan pangkatnya,” pungkas ANH.

Sumber: siber.or.id