Oleh Achmad Nur Hidayat, MPP. (Ekonom dan Anggota Dewan Pakar TIMNAS AMIN)
Muncul kritik terhadap program contract farming / cooperative farming yang digagas oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), terlihat adanya ketidakcermatan dalam merespons program pertanian yang diusung oleh capres-cawapres tersebut.
Kritik ini mengemuka sebagai isyarat bahwa evaluasi lebih mendalam diperlukan untuk memahami kompleksitas tantangan di sektor pertanian. Program Contract Farming, walaupun gagasan ini menjadi highlight sebagai gagasan dari pasangan AMIN ini tidak lantas mengesampingkan atau menghilangkan peranan lahan food estate yang sudah ada.
Contract Farming atau lebih tepatnya Cooperative Farming yang digagas pasangan AMIN lebih terkait kepada meningkatkan kesejahteraan para petani. Tentunya pasangan ini akan mengerjakan program-program pertanian secara komprehensif.
Lahan food estate yang sudah ada tidak mungkin diterlantarkan karena sudah menghabiskan banyak anggaran. Tentunya AMIN melakukan upaya untuk memberdayakan lahan tersebut agar produktif sebagaimana tujuan lahan food estate ini dibuka.
Dalam konteks ini, Anies-Muhaimin menunjukkan komitmen untuk meningkatkan sektor pertanian secara menyeluruh dan responsif terhadap permasalahan yang beragam.
Mereka menegaskan bahwa, di antara berbagai program yang diusung, food estate harus dikelola secara bijaksana untuk menghindari perluasan yang dapat merusak lingkungan. Fokus bukan hanya pada ketahanan pangan, tetapi juga pada kontribusi food estate terhadap kesejahteraan petani.
Program contract farming diunggulkan sebagai pembeda, menandakan bahwa pasangan AMIN memprioritaskan kesejahteraan petani dengan memberikan insentif yang dapat memotivasi mereka untuk mempertahankan dan mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada.
Dengan merangkum berbagai program ini, Anies-Muhaimin berupaya membentuk visi pertanian yang berkelanjutan dan berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat petani.
Fokus pada contract farming tidak hanya sebagai strategi produksi, melainkan juga sebagai instrumen untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian, menghindari pengalihan fungsi lahan, dan mendukung petani agar tetap produktif dan memastikan para petani agar sejahtera.
Evaluasi Program Food Estate
Pemerintah Indonesia menghadapi dilema kompleks dalam mengatasi krisis pangan dan mempertahankan lingkungan. Program food estate yang diinisiasi untuk meningkatkan ketahanan pangan menjadi perhatian utama.
Namun, evaluasi mendalam diperlukan untuk memahami dampaknya terhadap lingkungan dan kesejahteraan petani. Perluasan food estate tanpa pertimbangan yang matang dapat memperparah deforestasi dan mengancam keberlanjutan ekosistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi perluasan food estate dan mengalihkan fokus pada pengelolaan lahan yang ada secara berkelanjutan. AMIN tentunya akan memastikan bahwa lahan Food Estate harus berkontribusi mensejahterakan para petani.
Program Contract Farming/Cooperative Farming sebagai Solusi Kesejahteraan Petani
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, pasangan Anies-Muhaimin menawarkan solusi melalui program contract farming.
Konsep ini melibatkan kesepakatan kerja sama antara petani dan pihak industri, yang dapat meningkatkan akses petani terhadap pasar, teknologi, dan pembiayaan.
Melalui kontrak kerja sama, petani diuntungkan dengan harga yang lebih baik dan dukungan teknis, sementara industri mendapatkan pasokan yang stabil.
Pendekatan ini diharapkan dapat memotivasi petani untuk tetap berada di sektor pertanian, mendorong produktivitas, dan mengurangi tekanan terhadap lahan.
Optimalisasi Pengelolaan Lahan yang Ada
Penting untuk memahami bahwa keberlanjutan pertanian tidak hanya tentang kuantitas hasil pertanian tetapi juga tentang bagaimana lahan pertanian dikelola. Fokus harus ditempatkan pada optimalisasi pemanfaatan lahan yang sudah ada, termasuk rehabilitasi lahan terlantar.
Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif kepada petani agar dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan mereka. Melalui pendekatan ini, keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dapat diwujudkan secara seimbang.
Diversifikasi Program Pertanian
Program pertanian tidak boleh hanya terpaku pada satu model. Diversifikasi program menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan kompleks di sektor pertanian. Selain contract farming, langkah-langkah konkret harus diambil dalam meningkatkan teknologi pertanian, memberikan pelatihan keterampilan kepada petani, dan memperkuat aspek-aspek pemasaran.
Pendekatan ini menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan beragam, mengurangi risiko yang mungkin dihadapi petani, serta meningkatkan daya saing produk pertanian lokal.
Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan
Upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan harus menjadi fokus utama. Prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan pupuk organik, teknik tanam yang ramah lingkungan, dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, harus diterapkan.
Sejalan dengan itu, kebijakan anti-deforestasi dan restorasi lahan harus diperkuat. Menciptakan keseimbangan antara pertanian yang produktif dan pelestarian lingkungan adalah kunci keberlanjutan jangka panjang.
Mengatasi Krisis Iklim dan Kelangkaan Pupuk
Dalam menghadapi krisis iklim, pemerintah perlu mengembangkan strategi adaptasi dan mitigasi yang khusus untuk sektor pertanian. Penyediaan pupuk yang memadai dengan harga terjangkau juga harus dijamin.
Kolaborasi antara pemerintah, produsen pupuk, dan petani diperlukan untuk menciptakan sistem distribusi pupuk yang efisien dan adil. Dengan langkah-langkah ini, sektor pertanian dapat lebih tangguh menghadapi perubahan iklim dan kelangkaan input pertanian.
Keterlibatan Petani dalam Pengelolaan Program
Partisipasi aktif petani dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan menjadi kunci. Penguatan kelompok tani, penyelenggaraan pelatihan, dan penciptaan mekanisme umpan balik yang efektif akan meningkatkan keterlibatan petani.
Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan akan menciptakan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan lapangan, serta memberikan rasa memiliki terhadap program-program pertanian.
Edukasi dan Penguatan SDM Pertanian
Mengatasi permasalahan pertanian memerlukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan bagi petani. Peningkatan literasi pertanian, peningkatan keterampilan teknis, dan akses kepada informasi pasar merupakan langkah-langkah kunci.
Penguatan sumber daya manusia pertanian menjadi landasan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, menjadikan profesi petani lebih menjanjikan dan dihargai.
Dengan program yang secara holistik akan dikerjakan diharapkan adanya peningkatan jumlah SDM bidang pertanian karena sektor pertanian kembali menjadi sektor yang menggiurkan.
Kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta
Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil perlu diperkuat. Kolaborasi ini melibatkan penyediaan dukungan finansial, teknis, dan infrastruktur.
Keberhasilan program-program pertanian membutuhkan peran aktif swasta dalam mendukung inovasi, pengembangan teknologi pertanian, dan penciptaan pasar yang adil bagi petani.
Rencana Aksi Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang yang matang dan dapat dievaluasi secara berkala menjadi landasan keberlanjutan. Rencana ini harus melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk petani, akademisi, dan pengambil kebijakan.
Dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, rencana ini akan menjadi panduan yang kokoh dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa AMIN berkomitmen pada pendekatan holistik untuk memperbaiki sektor pertanian Indonesia. Program Contract Farming dijadikan fokus, bukan sebagai satu-satunya solusi, melainkan bagian dari strategi yang lebih luas.
Poin pentingnya adalah kesadaran akan kompleksitas tantangan pertanian, di mana Anies-Muhaimin merespons dengan berbagai program yang mencakup food estate, dukungan finansial kepada petani, dan mitigasi dampak lingkungan. Mereka menawarkan konsep pertanian yang berkelanjutan, mempertahankan lahan pertanian yang ada, dan memotivasi petani untuk tetap produktif.
Dengan memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan petani, pasangan ini berupaya mengubah persepsi terhadap profesi petani. Keseluruhan, Anies-Muhaimin menyajikan wawasan dan langkah-langkah konkret untuk mengatasi tantangan kompleks di bidang pertanian, sambil memastikan keseimbangan antara ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan pelestarian lingkungan.