Wacana pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dinilai tidak tepat, mengingat kinerja Ahok selama ini tidak lah positif.

Isu pengangkatan Ahok sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) ini muncul, paska Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memanggil Ahok dan Nicke Widyawati untuk membahas posisi tersebut.

Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menyatakan kinerja Ahok di Pertamina minim dan terlalu kontroversi.

“Dalam evaluasi kinerjanya sebagai komisaris utama Pertamina, Ahok tidak mendapatkan sorotan positif. Banyak aspek kinerja Pertamina yang mengecewakan, termasuk kecelakaan yang sering terjadi dan kinerja keuangan yang terus merosot,” kata Achmad Nur, Sabtu (22/7/2023).

Ia menyatakan kritikan atas wacana pengangkatan ini, merupakan refleksi kekhawatiran publik atas kinerja Pertamina kedepannya.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat

“Selain itu, keputusan untuk mengangkat Ahok sebagai Dirut Pertamina juga memunculkan dampak ekonomi politik di tanah air. Ahok memiliki rekam jejak pemarah, temperamental, dan sering kali tidak menjaga lisan. Hal ini menciptakan ketidakstabilan dan kontroversi, yang pada gilirannya dapat menjadi beban berat bagi citra Presiden Jokowi,” ucap Achmad Nur selanjutnya.

VP Corcom PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa belum ada informasi terkait pengangkatan Ahok sebagai Direktur Pertamina.

“Belum terinfo,” kata Fadjar.

Ia menyebutkan pergantian Direktur Utama Pertamina Merupakan kewenangan pemegang saham.

“Pemegang saham, dalam hal ini pemerintah,” pungkasnya.

Sumber: kedaipena.com