Presiden Joko Widodo menuai kritikan lantaran ajakannya kepada warga Singapura untuk tinggal di Ibu Kota Negara (IKN). Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai bahwa presiden justru bertindak layaknya agen marketing alih-alih menggaet investor.

“Masalah IKN sebenarnya adalah skema investasi tidak masuk sense kalangan investor. Investor tidak melihat ada skema menguntungkan dalam point of view merek,” kata Achmad dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Wartaekonomi.co.id –jaringan Suara.com, Kamis (15/6/2023).

Alih-alih menggaet investor, Achmad menilai presiden justru bertindak layaknya agen marketing saat mempromosikan IKN pada warga Singapura di Ecosperity Week 2023 yang diadakan Temasek Foundation di The Sands Expo & Convention Centre Singapura, Rabu (7/6/2023).

“Bukannya memperbaiki skema investasi IKN menjadi profitable di mata investor, malah Presiden seperti agen marketing developer yang tidak meng-address masalah ivestaasi sebenarnya,” jelas Achmad.

Padahal, menurut Achmad, IKN adalah simbol kekuatan dan kedaulatan Indonesia. Keberadaan pemukiman yang ditinggali warga negara asing dinilai akan membahayakan apalagi berada di zona vital IKN.

Ajakan sang Presiden tertuang dalam pidatonya di acara Ecosperity Week di Singapura yang digelar Rabu (7/6/2023).

Jokowi kala itu mempresentasikan bahwa IKN melupakan lahan subur untuk Nusantara berbisnis. Jokowi menawarkan segudang manfaat bagi para investor terutama bagi mereka yang berkecimpung di bisnis hijau.

“Nusantara akan menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali dan berbisnis,” kata Jokowi dalam bahasa Inggris di acara tersebut, dikutip dari unggahan YouTube Setpres.

Sontak, Jokowi di hadapan para warga negara Singapura memberi ajakan untuk tinggal di Nusantara.

“Mungkin, tinggal di Nusantara bisa menjadi pilihan. Tuan dan nyonya, apa lagi yang Anda tunggu?,” lanjut Jokowi.

Sumber: deli.suara.com