Oleh Achmad Nur Hidayat, MPP ( Ekonom dan anggota Dewan Pakar TIMNAS AMIN )

Kebudayaan Indonesia merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Namun, kebudayaan tersebut juga menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi.

Upaya-upaya untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia perlu dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Dalam konteks ini Anies Baswedan telah dengan tegas menyuarakan pendapatnya terkait perubahan yang diperlukan di bidang kebudayaan.

Pernyataannya tentang fasilitas negara yang seharusnya dapat digunakan secara gratis untuk kebudayaan dan tidak dikomersilkan menggambarkan tekadnya untuk memajukan sektor ini.

Anies menegaskan bahwa pandangan yang mengukur keberhasilan kebudayaan hanya dari segi pendapatan finansial perlu diubah.

Dalam perspektifnya, kebudayaan tidak semestinya diartikan sebagai sumber pendapatan langsung. Pemikiran ini diperkuat oleh pendapatnya bahwa aktivitas kebudayaan seharusnya tidak harus menghasilkan uang secara langsung.

Dalam konteks ini, Anies membawa contoh konkrit mengenai penggunaan fasilitas negara, seperti GOR di Dinas Pemuda dan Olahraga.

Ia menyoroti kebijakan penyewaan yang menghambat kegiatan kebudayaan, terutama dalam hal teater. Pertanyaannya mengenai alasan penyewaan tersebut mencerminkan keinginannya untuk memahami dan mengatasi kendala yang dihadapi para budayawan.

Pentingnya kolaborasi antara negara dan para budayawan ditekankan oleh Anies. Ia menyarankan agar negara tidak hanya menjadi penyedia fasilitas, tetapi juga menjadi mitra yang mendengarkan dan memahami kebutuhan komunitas seni dan budaya.

Dengan mengajak bicara para budayawan dan seniman serta memberikan pertanyaan konkret, Anies menegaskan bahwa negara harus aktif terlibat dalam memberikan dukungan yang sesuai.

Misi Amin: Solusi Logis untuk Pengembangan Kebudayaan

Misi Amin terkait pengembangan dan kesejahteraan budaya di Indonesia patut diapresiasi sebagai langkah-langkah yang logis dan tepat.

Anies mengamati langkah-langkah konkret yang diambil, seperti peningkatan Dana Abadi Kebudayaan, perluasan beasiswa hingga tingkat S2/S3 di luar negeri, dan program “Maestro Nasional”.

Peningkatan jumlah Dana Abadi Kebudayaan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung keberagaman kegiatan budaya yang mencakup spektrum yang lebih luas.

Keputusan untuk memperluas beasiswa khusus untuk seniman dan budayawan merupakan tindakan progresif yang mendukung pemerataan pendidikan seni dan budaya.

Kesempatan untuk belajar bersama maestro juga membuka pintu bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Program “Maestro Nasional” menjadi bentuk apresiasi yang penting untuk seniman tangguh dan tokoh budayawan, memberikan dorongan moral dan penghargaan yang setimpal.

Kolaborasi Bersama: Kunci Keberlanjutan Kebudayaan

Pentingnya kolaborasi antara negara dan para budayawan ditekankan oleh Anies. Ia menyarankan agar negara tidak hanya menjadi penyedia fasilitas, tetapi juga menjadi mitra yang mendengarkan dan memahami kebutuhan komunitas seni dan budaya.

Dengan mengajak bicara para budayawan dan seniman serta memberikan pertanyaan konkret, Anies menegaskan bahwa negara harus aktif terlibat dalam memberikan dukungan yang sesuai.

Langkah yang cerdas dari pemerintah untuk menghubungkan swasta/BUMN dengan seniman menegaskan pentingnya kerjasama untuk memastikan dukungan yang berkelanjutan.

Ini menciptakan sinergi yang dapat memberdayakan potensi seniman dan budayawan, serta menjaga agar kegiatan budaya tetap berjalan lancar.

Secara keseluruhan, misi Amin yang terfokus pada pemeliharaan, pengembangan, dan kesejahteraan budaya menjanjikan terobosan positif bagi keberlanjutan warisan budaya Indonesia.

Dengan terus mendukung dan memperkuat inisiatif semacam ini, publik bisa melihat kemajuan signifikan dalam memajukan dan memelihara kekayaan budaya bangsa.

Pandangan Anies Baswedan menyoroti urgensi perubahan paradigma dalam mendukung kebudayaan di Indonesia, dengan menekankan peran negara sebagai fasilitator dan mitra aktif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung berkembangnya kreativitas dan kegiatan kebudayaan tanpa hambatan finansial.

Secara keseluruhan, misi Amin yang terfokus pada pemeliharaan, pengembangan, dan kesejahteraan budaya menjanjikan terobosan positif bagi keberlanjutan warisan budaya Indonesia.

Dengan terus mendukung dan memperkuat inisiatif semacam ini, kita dapat berharap melihat kemajuan signifikan dalam memajukan dan memelihara kekayaan budaya bangsa.