Oleh Achmad Nur Hidayat MPP, Ekonom & Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN

Pemimpin adalah cermin dari nilai-nilai yang diyakini dan dijunjung tinggi.

Dalam konteks Indonesia, tokoh-tokoh pemimpin selalu menjadi sorotan, termasuk Anies Baswedan, calon Presiden Indonesia 2024.

Baru-baru ini Anies mendapat sindiran dari Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, terkait pandangannya terhadap perjuangan Bung Karno.

Fahri menyarankan agar Anies membangun karir politik melalui partai politik sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, mengambil contoh pengalaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Namun, penilaian terhadap calon pemimpin seharusnya tidak hanya berdasarkan latar belakang partai politik, tetapi juga kemampuan dan integritas pribadi dalam menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan.

“Jokowi – Gibran pun tidak lahir dari partai politik (parpol) tapi menunggangi parpol dan bersedia jadi petugas partai.”

Sebaliknya, Anies, meski tidak menjadi petugas partai, disetujui oleh semua partai pendukungnya sebagai petugas rakyat.

Kita tidak boleh melupakan potensi kecakapan dan pengalaman Anies. Kebijakan dan pandangan politiknya selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta telah membawa dampak positif dalam menanggulangi berbagai masalah.

Sebagai sosok cerdas, Anies Baswedan juga menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai keadilan sosial dan inklusivitas, seperti kunjungannya ke rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu, menegaskan visi kepemimpinan yang inklusif.

Penting untuk menyoroti pengalaman dan dedikasi Anies Baswedan selama menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Kebijakan dan pandangan politik yang diterapkan selama kepemimpinannya di tingkat lokal telah membawa dampak positif dalam menanggulangi berbagai masalah.

Visinya yang mengedepankan persatuan tanpa memandang golongan atau kepentingan pribadi menciptakan harapan bahwa kepemimpinannya dapat menjadi jembatan untuk mengatasi perpecahan dan ketidaksetaraan di masyarakat.

Latar belakang terkait dengan pengalamannya di dunia pendidikan menjadi nilai tambah yang signifikan. Kepemimpinan di bidang pendidikan membekali Anies dengan wawasan yang mendalam mengenai tantangan dan potensi pembangunan di Indonesia. Pengalaman ini menjadi aset berharga dalam merancang kebijakan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Dengan demikian, Anies Baswedan adalah sosok yang layak dipertimbangkan untuk menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2024.

Dalam menilai calon presiden, kebijakan dan progresivitas pemimpin yang bersangkutan menjadi faktor penentu. Anies Baswedan telah membuktikan melalui kebijakan-kebijakan progresifnya selama kepemimpinannya di Jakarta.

Pilihan kebijakan yang mengedepankan keadilan sosial menciptakan harapan bahwa kepemimpinannya di tingkat nasional dapat membawa perubahan positif bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai kesimpulan, Anies Baswedan, dengan kecerdasan dan pengalamannya, muncul sebagai kandidat yang layak dipertimbangkan dalam pemilihan presiden 2024.

Pengalaman kepemimpinannya di Jakarta, dedikasinya terhadap nilai-nilai keadilan sosial, dan visi inklusifnya menjadikannya sebagai pemimpin yang potensial untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Dalam mengevaluasi potensi pemimpin, sebaiknya kita fokus pada integritas, kebijakan progresif, dan komitmen terhadap kepentingan bersama, tanpa melupakan nilai-nilai sejarah dan keadilan yang menjadi landasan bangsa ini.