RADARKUNINGAN.COM – Kegiatan pariwisata memiliki kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Juga memberikan kontribusi besar terhadap investasi di kabupaten ini.

Bahkan nilai kontribusi sektor terkait kegiatan pariwisata hampir setengahnya dari total realisasi investasi di kabupaten yang terletak di kaki Gunung Ciremai ini.

Karena itu, dengan adanya kegiatan pariwisata diharapkan akan merangsang pertumbuhan pada sektor lainnya. Selain itu bisa memberikan multiplier effect terhadap kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fajar Amanullah, Intan Azahra Ramadhani dan Sefda Hadil. Mereka adalah mahasiswa Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penelitian itu mereka beri judul “Pengaruh Kegiatan Pariwisata Terhadap Perekonomian Kabupaten Kuningan”. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kegiatan pariwisata terhadap pengembangan wilayah di kabupaten ini.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sekunder dan dianalisis dengan beberapa metode. Seperti analisis location quotient, dynamic location quotient, multiplier effect/penggandaan basis, dan analisis ICOR.

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa pembangunan di negara berkembang berfokus pada pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan sektor unggulan. Salah satu sektor unggulan adalah melalui kegiatan pariwisata.

Kabupaten Kuningan memiliki bentang alam yang mendukung untuk dikembangkannya wisata alam. Sehingga, menggunakan kegiatan pariwisata sebagai salah satu penggerak perekonomian wilayahnya. Hal tersebut juga didukung dengan kebijakan pada tingkat nasional maupun provinsi.

Walaupun pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata sangat tinggi, hanya sayang belum bisa menurunkan kemiskinan ektrem di kabupaten tersebut.

Seperti diketahui, Kabupaten Kuningan, merancang program untuk dapat mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Kabukaten tersebut berkomitmen mencapai kemajuan ekonomi berbasis inovasi pertanian dan ekonomi kreatif menuju tahun 2045.

Pakar kebijakan publik nasional asal Kuningan, Achmad Nur Hidayat, belum lama ini mengungkapkan potensi ekonomi Kuningan sangat besar. Namun, ekonomi daerah ini masih terbelakang. Juga masalah kemiskinan menjadi permasalahan serius.

Dijelaskan, kabupaten ini memiliki permasalahan yang cukup serius. Terutama terkait kemiskinan ekstrem.

Data tahun 2022 mencatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kuningan mencapai 140,25 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan di kabupaten ini kedua tertinggi di Jawa Barat.

Tingkat pengangguran terbuka juga masih cukup tinggi. Sebesar 9,81 persen. Masuk ke dalam 6 kabupaten/kota terbesar pengangguran dari 27 Kab/kota di Jawa Barat.

Penyebabnya, menurut dia, karena upah minimum yang rendah. Ditambah belanja daerah yang tidak efektif menjadi faktor lain yang menyebabkan masalah ekonomi di kabupaten ini.

Upah minimum Kabupaten Kuningan termasuk terendah ke-4 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Sementara belanja daerah tidak efektif dalam meningkatkan kesejahteraan publik.

Karena itu, Kuningan berkomitmen mencapai kemajuan ekonomi berbasis inovasi pertanian dan ekonomi kreatif. Tentu dengan orientasi baru untuk menjadi “Kabupaten Makmur, Agamis, dan Pinunjul”.

Kabupaten ini berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan yang inovatif, serta meningkatkan investasi.

Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif juga menjadi fokus dalam upaya menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Akademisi lulusan Universitas Havard, di Cambridge, Inggris ini berharap Pemkab Kuningan dapat mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran.

Caranya dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

“Jika kabupaten ini menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam mengatasi masalah ekonomi dan memperbaiki kinerja pemerintah daerah,” tutup pendiri yang juga menjabat CEO Narasi Institute.

Sumber: radarkuningan.disway.id