Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Ekonom dan Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN
CITA-CITA “Indonesia Emas 2045” yang diusung oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) menandai sebuah langkah progresif dan visioner dalam memandu Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan maju. Dengan kepemimpinan Anies dan Muhaimin, inisiatif ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi sebuah blueprint untuk transformasi nasional yang komprehensif.
Pertama, di bawah kepemimpinan Anies dan Muhaimin, fokus pada pembangunan ekonomi akan menjadi prioritas utama. Mereka berdua memiliki pengalaman dan keahlian yang dapat memanfaatkan potensi ekonomi Indonesia, termasuk sumber daya alam dan tenaga kerja yang besar. Mereka dapat mendorong investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kedua, pasangan ini menekankan pentingnya stabilitas politik dan keamanan sebagai fondasi untuk pertumbuhan ekonomi dan investasi. Mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan politik yang stabil dan kondusif, yang sangat penting untuk menarik investasi asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Ketiga, Anies dan Muhaimin memahami pentingnya pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan sosial. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi, termasuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang ekonomi.
Keempat, mereka juga menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang kaya, Indonesia di bawah kepemimpinan mereka akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak merusak lingkungan.
Kelima, Anies dan Muhaimin mengakui pentingnya memperkuat identitas nasional dan persatuan di tengah keragaman budaya dan etnis Indonesia. Mereka berkomitmen untuk memelihara rasa persatuan dan kebangsaan, yang merupakan kunci untuk stabilitas sosial dan politik.
Perjalanan Menuju Satu Bangsa dan Satu Negara
Perjalanan historis Indonesia menuju pembentukan identitas nasional dan negara kesatuan menjadi inspirasi dalam konteks visi dan pandangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, ini menjadi landasan yang kuat untuk memahami pentingnya mempertahankan dan memperkuat konsep “Satu Bangsa dan Satu Negara”.
Pasangan AMIN sangat memahami nilai-nilai historis dan perjuangan yang telah membentuk Indonesia. Mereka mengakui bahwa perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas Indonesia adalah proses berkelanjutan yang memerlukan komitmen dan dedikasi yang tak tergoyahkan.
Dalam pandangan mereka, menghargai perjuangan para pendahulu seperti yang dijelaskan dalam tulisan ini adalah kunci untuk membangun masa depan Indonesia. Mereka percaya bahwa menghormati sejarah dan mempelajarinya memberikan pelajaran berharga dalam membangun negara yang lebih kuat dan bersatu. Hal ini mencakup pengakuan atas peran penting tokoh-tokoh seperti Mohammad Natsir dalam mempertahankan konsep negara kesatuan.
Selanjutnya, AMIN menekankan pentingnya pendidikan dalam memperkuat identitas nasional. Mereka ingin memastikan bahwa generasi muda Indonesia memahami dan menghargai sejarah bangsa mereka, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam mempertahankan dan memperkuat konsep “Satu Bangsa dan Satu Negara”.
Dalam konteks politik dan sosial saat ini, AMIN juga memahami tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk isu-isu terkait keberagaman dan integrasi sosial. Mereka berkomitmen untuk bekerja demi memperkuat persatuan nasional, menghormati keragaman, dan memastikan bahwa setiap warga negara merasa menjadi bagian integral dari bangsa Indonesia.
Penguasaan Laut dan Satu Tanah Air
Pasangan AMIN memberikan perhatian khusus pada pentingnya kedaulatan maritim Indonesia. Mereka menghargai Deklarasi Djuanda dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut II 1982 sebagai tonggak sejarah yang menegaskan kedaulatan Indonesia atas laut dan wilayah perairannya.
Mereka berkomitmen untuk memperkuat kapasitas nasional dalam mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Ini termasuk memastikan perlindungan terhadap wilayah perairan Indonesia dan mempromosikan kerjasama regional serta internasional dalam pengelolaan sumber daya laut.
Kedua calon ini juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan, dengan fokus pada peningkatan akses mereka ke pasar dan teknologi.
Selain itu, AMIN berencana untuk mengembangkan infrastruktur pesisir dan meningkatkan investasi di sektor kelautan. Mereka ingin memastikan bahwa nelayan dan masyarakat pesisir mendapat manfaat langsung dari sumber daya laut.
Hal ini termasuk pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan nelayan, serta pengembangan industri terkait yang dapat memberikan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Kedua calon ini berkomitmen untuk menjadikan sektor kelautan sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Tantangan Menuju Satu Kemakmuran
AMIN memiliki pandangan yang cukup pragmatis dan berorientasi solusi terhadap tantangan kemakmuran di Indonesia.
Mereka mengakui bahwa meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan, masih ada jalan panjang untuk mengatasi masalah seperti akses terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan, kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan ekonomi.
Mereka khususnya menyoroti ketimpangan antara Jawa dan daerah lain, serta antara perkotaan dan pedesaan, sebagai area yang memerlukan perhatian khusus.
Untuk mengatasi masalah ini, Anies dan Muhaimin menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur dan layanan di daerah pedesaan dan di luar Jawa, dengan tujuan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup.
Mereka juga berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian dan kelautan, yang merupakan tulang punggung ekonomi banyak komunitas, melalui investasi dalam teknologi, pelatihan, dan akses ke pasar. Pendekatan mereka adalah menciptakan kesempatan yang merata di seluruh Indonesia, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal dan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pentingnya Kualitas Manusia
Indonesia, dengan populasi besar dan bonus demografi, memiliki potensi besar. Namun, tantangan pendidikan dan kompetensi masih menjadi hambatan. Mayoritas penduduk hanya memiliki pendidikan dasar, dan kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan.
AMIN sangat menekankan pentingnya peningkatan kualitas manusia sebagai kunci utama pembangunan bangsa. Mereka memahami bahwa dengan populasi besar dan bonus demografi yang dimiliki Indonesia, potensi untuk kemajuan sangat besar, namun terkendala oleh tantangan di sektor pendidikan dan kompetensi.
Untuk mengatasi hal ini, AMIN berpandangan bahwa pendidikan adalah investasi bagi negara. Mereka percaya bahwa peningkatan kualitas guru dan pendidikan merupakan langkah awal yang penting. Hal ini tidak hanya melibatkan peningkatan gaji dan pelatihan guru, tetapi juga pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan peningkatan infrastruktur pendidikan.
Mereka juga menekankan pentingnya peningkatan anggaran untuk riset dan pengembangan. Mereka menganggap bahwa inovasi dan penelitian adalah kunci untuk memajukan Indonesia dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, ekonomi, dan sosial.
Sangat difahami jika AMIN mempunyai komitmen yang kuat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan intelektual dan inovasi, yang pada akhirnya akan membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar dan berkelanjutan.
Mengatasi Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketimpangan
Kemiskinan dan pengangguran adalah masalah serius yang memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi. Data menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi, dan pengangguran tinggi di kalangan lulusan pendidikan dasar dan menengah.
Ketimpangan pendapatan dan kekayaan di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan dengan banyak negara lain. Fenomena generasi sandwich, di mana pekerja produktif terbebani tanggung jawab finansial keluarga, juga memperparah ketimpangan.
Tantangan yang harus dihadapi adalah kemiskinan dan pengangguran. Persoalan ini harus dituntaskan dengan strategi yang pragmatis dan inklusif. AMIN merasa perlu meningkatkan efektivitas program bantuan sosial, termasuk bantuan langsung tunai dan subsidi pangan, serta pengembangan infrastruktur di daerah terpencil untuk memperluas akses ke layanan dasar dan peluang ekonomi.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan langsung dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Mereka juga menekankan pentingnya pelatihan kerja dan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, khususnya bagi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Langkah ini diharapkan tidak hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan peluang ekonomi yang lebih merata.
Krisis Iklim Global dan Dampaknya
AMIN mengakui seriusnya krisis iklim global dan dampaknya terhadap Indonesia, khususnya di wilayah pesisir dan sektor pertanian serta perikanan. Mereka menekankan pentingnya strategi mitigasi yang komprehensif, termasuk pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan dan peningkatan sistem peringatan dini untuk bencana alam. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi kerentanan wilayah pesisir terhadap perubahan iklim, seperti penurunan muka tanah dan naiknya permukaan air laut.
Mereka melihat perlunya fokus pada adaptasi, dengan mendorong praktik pertanian dan perikanan yang berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim.
Untuk hal ini perlu adanya investasi dalam riset dan pengembangan teknologi pertanian yang adaptif, serta pendidikan dan pelatihan bagi petani dan nelayan untuk meningkatkan ketahanan mereka terhadap dampak perubahan iklim. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam Indonesia.
Menuju Perubahan untuk Satu Indonesia Satu Kemakmuran
AMIN sangat ingin mewujudkan konsep “Satu Indonesia Satu Kemakmuran” dengan menekankan pentingnya perubahan paradigma, tata kelola, dan kebijakan.
Mereka mengakui bahwa untuk mencapai kemakmuran yang merata, diperlukan pergeseran fokus dari penyelenggara pemerintahan ke rakyat, menandai transisi ke pemerintahan yang lebih inklusif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Pendekatan ini juga melibatkan perubahan dari strategi pembangunan yang sektoral menjadi berbasis kawasan, memastikan bahwa setiap daerah mendapatkan manfaat yang seimbang dari pembangunan nasional.
Untuk mencapai “Satu Indonesia Satu Kemakmuran”, diperlukan perubahan paradigma, tata kelola, dan kebijakan. Empat aspek perubahan yang harus difokuskan adalah: (1) dari penyelenggara pemerintahan ke rakyat, (2) dari sektoral ke kawasan, (3) dari pertumbuhan semata ke pertumbuhan berkelanjutan, dan (4) dari pendekatan ego sentris ke kolaborasi dan gotong royong. Perubahan ini harus didukung oleh seluruh unsur kebangsaan, dengan kepemimpinan nasional yang mumpuni, berintegritas, dan kolaboratif.
Indonesia, dengan fondasi kuat yang telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa dan pemimpin terdahulu, harus terus berupaya mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran. Ini adalah tanggung jawab sejarah untuk melengkapi Satu Bangsa, Satu Negara, Satu NKRI, dan Satu Tanah Air yang telah diwujudkan oleh generasi terdahulu.
Sumber: dailynewsindonesia.com