Penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan menjadi salah satu strategi utama dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, di tengah semakin mendesaknya upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Indonesia memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan, khususnya melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai co-firing biomassa.
Tandan kosong kelapa sawit, yang selama ini dianggap sebagai limbah dan menjadi permasalahan lingkungan, kini bisa menjadi angin segar bagi industri biomassa. Teknologi pengolahan tandan kosong menjadi bahan bakar co-firing telah tersedia, membuka peluang besar bagi Indonesia.
Menurut Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Trois Dilisusendi, hal ini bisa diterapkan pada 52 pembangkit listrik tenaga uap yang sudah mendapat mandat untuk melakukan co-firing. Dukungan penuh dari PLN EPI dan PLN memperkuat inovasi ini sebagai langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara dan mencapai target NZE 2060.
Kerjasama antara PLN EPI dan PT Elektrika Konstruksi Nusantara (EKN) untuk memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit dalam PLTU Bengkayang juga melibatkan masyarakat lokal, menciptakan peluang kerja yang signifikan. Hal ini membuka pintu bagi pengurangan permasalahan sampah yang sering kali terjadi di berbagai daerah.
Ini adalah contoh bagus tentang bagaimana limbah yang semula menjadi masalah lingkungan bisa berubah menjadi peluang ekonomi dan sosial yang positif.
Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai co-firing biomassa memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. Ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada batu bara, yang merupakan sumber energi fosil, dan oleh karena itu mengurangi emisi karbon, yang konsisten dengan upaya mencapai target NZE 2060.
Selain itu, menggunakan biomassa lokal sebagai bahan bakar pembangkit listrik membantu meminimalkan biaya produksi energi. Ini berarti tarif listrik bisa lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Kerjasama antara PLN EPI, PT EKN, dan masyarakat lokal, seperti yang dilakukan di Bengkayang, adalah contoh nyata tentang bagaimana pemanfaatan limbah kelapa sawit dapat menciptakan lapangan kerja.
Dalam hal ini, menciptakan lapangan kerja lokal adalah langkah positif yang akan membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan di daerah tersebut.
Namun, meskipun pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai co-firing biomassa menawarkan banyak potensi positif, ada beberapa permasalahan yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, kekhawatiran tentang pengelolaan limbah kelapa sawit yang tidak efisien. Meskipun teknologi pengolahan limbah tersebut sudah ada, perlu ditekankan agar limbah tidak hanya dimanfaatkan sebagai co-firing biomassa tetapi juga dikelola secara efisien agar mengurangi dampak lingkungan negatif.
Kedua, keprihatinan tentang dampak jangka panjang dari penggunaan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi dampak ekologis jangka panjang dari penggunaan tandan kosong ini, terutama dalam hal pengurangan lahan kelapa sawit yang berkelanjutan.
Dalam rangka memaksimalkan potensi ekonomi dari limbah kelapa sawit sebagai co-firing biomassa, pemerintah dan perusahaan terlibat harus memprioritaskan keberlanjutan dalam pengelolaan limbah ini. Perlu ada kerangka kerja yang ketat untuk memastikan limbah kelapa sawit dikelola dengan efisien dan ramah lingkungan.
Selain itu, perlu terus mendorong penelitian dan pengembangan dalam hal penggunaan biomassa untuk memastikan bahwa dampak jangka panjang dari penggunaan tandan kosong kelapa sawit telah diperhitungkan dengan baik.
Pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai co-firing biomassa adalah langkah positif dalam upaya mencapai target Net Zero Emission 2060 dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Dengan kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat lokal, ini juga menciptakan peluang ekonomi yang signifikan. Namun, perlu ada perhatian yang serius terhadap pengelolaan limbah yang efisien dan dampak jangka panjang dari penggunaan tandan kosong kelapa sawit.
Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi dari limbah kelapa sawit sambil menjaga lingkungan dan masyarakat lokal.
Oleh Achmad Nur Hidayat MPP | Ekonom & Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, CEO Narasi Institute