Pemerintah mengerahkan segala upaya (all-out) untuk menstabilkan harga beras di pasaran, melalui penguatan stok cadangan beras pemerintah (CBP) baik dari dalam maupun luar negeri. Pasalnya, meski sudah ada tanda-tanda penurunan, harga beras masih dianggap mahal karena secara rerata masih 15% di atas harga eceran tertinggi (HET).
Secara khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat internal di Istana Kepresidenan, Senin (09/10/2023) guna membahas stabilisasi harga beras, gula, hingga jagung. Ketiga komoditas pangan itu mengalami kenaikan harga di pasaran. Hadir dalam rapat Plt Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dan Mendag Zulkifli Hasan.
Arief Prasetyo mengatakan, intervensi melalui sisi suplai maupun permintaan akan terus dilakukan guna menstabilkan harga beras sesuai permintaan Presiden agar pasar diguyur beras sebanyak-banyaknya.
“Kita akan terus berusaha menekan harga beras itu agar kembali turun menjadi normal lagi. Kita atasi (harga beras) dengan memasukkan sebesar-besarnya beras ke pasar agar harga bisa turun,” ujar Jokowi, seperti dikemukakan Arief.
Pemerintah melalui Perum Bulog memang telah mengeluarkan sekitar 1,69 juta ton beras guna meredam harga kebutuhan pokok tersebut dan saat ini sudah ada tanda-tanda penurunan. Namun demikian, harga masih saja mahal, rerata beras medium masih 15% di atas harga eceran tertinggi (HET).
Arief Prasetyo menjelaskan, penguatan stok cadangan beras pemerintah (CBP) akan terus dilakukan, baik dari dalam maupun luar negeri. Stok CBP yang memadai akan membuat pemerintah melalui Bulog lebih leluasa mengintervensi harga beras di pasaran.
“Untuk menghadapi cuaca ekstrem El Nino, sudah dilakukan kebijakan importasi 2 juta ton, ini akan masuk ke Indonesia seluruhnya November 2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menyampaikan untuk menambah 1,5 juta ton lagi dari impor. Impor kemungkinan dari Vietnam dan Thailand karena sudah banyak negara produsen beras lainnya yang menutup keran ekspor demi mengutamakan kebutuhan domestiknya,” ungkap Arief.
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengatakan bahwa dalam waktu singkat dan darurat memang tidak ada cara lain selain operasi pasar dan banjiri pasar dengan beras. “Idealnya rata-rata harga beras 12-13 ribu per liter. Harga sekarang terlalu tinggi. Ini bahaya karena khawatir banyak masyarakat yang tidak mampi beli pangan,” katanya kepada Investor Daily.
Namun, dia juga mengingatkan agar pemerintah juga mengantisipasi masa tanam berikutnya. Pemerintah harus pastikan petani akan menanam dengan antusias sehingga penting bagi pemerintah untuk membuat program insentif bagi petani, program yang memastikan produksi pangan berjalan baik dan maksimal.
Menurut dia, saat ini petani merana karena banyak sekali yang gagal panen sehingga pada masa tanam berikut butuh bantuan pemerintah.
Ekonom sekaligus pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan gejolak harga beras mesti menjadi momentum pemerintah untuk merefleksikan kembali kebijakan pangan nasional. Apalagi, pemerintah sampai harus mengimpor beras untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
“Situasi ini seharusnya menjadi alarm perubahan,” kata Achmad lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (09/10/2023). “Mengandalkan impor mungkin dapat menyelesaikan masalah ketersediaan beras saat ini, tapi itu bukan solusi jangka panjang.” ujarn CEO Narasi Institute itu.
Selain berfokus pada pemenuhan kebutuhaan saat ini, kata dia, pemerintah mesti mempersiapkan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dia juga mengatakan, kemandirian pangan harus menjadi prioritas utama. Artinya, pemerintah perlu berinvestasi besar-besaran dalam penelitian, pengembangan, dan pendidikan pertanian.
Stok Cukup
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, seperti dipantau dari kanal media sosial Sekretariat Kabinet pada hari yang sama menyebutkan bahwa stok beras sejatinya relatif cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Stok beras cukup mulai dari pemerintah pusat, provinsi, mapun kabupaten. Rapat tadi memutuskan bahwa apabila diperlukan dan memang ada kita bisa beli lagi beras, meski nanti belum tentu dibawah kemari (Indonesia). Kalau ada kita beli, pada waktu diperlukan baru impor,” ujar Zulkifli. Sejauh ini, kata Zulkifli, berkat penggelontoran beras ke pasar yang dilakukan pemerintah, harga beras di sebagian wilayah Jakarta dan Jawa Barat sudah turun. “Yang jauh-jauh belum turun, tapi tidak naik lagi,” ungkap dia.
Menurut Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari, Bulog menjalankan penugasan stabilisasi harga beras dari Bapanas tahun ini melalui sisi suplai dan permintaan.
Pada sisi suplai di antaranya dengan menggelar operasi pasar melalui penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), per 7 Oktober sebesar 814.632 ton. Dari sisi permintaan, Bulog melaksanakan program bantuan pangan beras (BPB), tahap pertama (April-Juli 2023) tersalurkan 640.590 ton dan tahap kedua (September-November 2023) per 8 Oktober sebesar 241.262 ton. Artinya, total stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang telah dilepas Bulog untuk intervensi harga menembus 1.696.484 ton. “Kami menstabilkan harga beras dari sisi supply (suplai) maupun demand (permintaan),” papar Epi.
Dalam laporan Bulog, penyaluran 814.632 ton beras SPHP itu sudah termasuk upaya menggerojok Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) baik melalui PT Food Station maupun pedagang besar. Saat ini, stok beras di PIBC sudah sekitar 29 ribu ton dari pekan-pekan sebelumnya yang di bawah 25 ribu ton. Seiring dengan itu, rerata harga beras IR-64 III di PIBC pada pekan pertama Oktober 2023 turun menjadi Rp 11.033 per kg dari pekan pertama September 2023 yang di atas 12 ribu per kg.
“Harga di PIBC telah mencatatkan sedikit penurunan, meski masih di atas HET. Untuk SPHP di PIBC ini, kami memastikan pedagang besar atau distributor di PIBC menjual beras Bulog ke pengecer langsung yang berjualan di pasar tradisional. Kami juga menyertakan spanduk dan dokumen komitmen agar menjual beras Bulog itu pada HET,” ujar dia.
Untuk program BPB tahap pertama telah tuntas 100% dengan volume 640.590 ton menyasar 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) masing-masing 10 kg per alokasi (bulan). BPB tahap kedua yang diluncurkan serentak per 11 September 2023, hingga per 8 Oktober terealisasi 241.262 ton yakni alokasi September 200.005 ton dan Oktober 38.950 ton.
“Program BPB ini membantu mengurangi permintaan beras ke pasar oleh 21,35 juta KPM,” jelas Epi. Bulog juga melaporkan, untuk BPB tahap kedua dengan sasaran 21,35 juta KPM, saat ini baru 20,08 juta KPM yang sudah dilengkapi data by name by address.
Per 6 Oktober 2023, stok beras yang dikuasai Bulog 1.706.095 ton, yakni cadangan beras pemerintah (CBP) 1.631.495 ton dan komersial 74.600 ton. Stok CBP itu telah disebarkan ke 1.600 unit gudang di seluruh Kanwil Bulog di Indonesia agar memudahkan proses penyaluran dalam kerangka intervensi harga.
Sudah Turun
Saat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 yang digelar Kementerian Dalam Negeri, Senin (09/10/2023), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, pada minggu pertama Oktober 2023, terdapat 276 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras atau jauh lebih sedikit dibandingkan minggu keempat September 2023 yang mencapai 297 kabupaten/kota.
“Dari 276 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, sebanyak 138 di antaranya kenaikannya cukup signifikan,” jelas Pudji. BPS juga melaporkan, rerata harga semua jenis beras pada minggu pertama Oktober 2023 mencapai Rp 13.674 per kg, pada minggu pertama September 2023 masih di bawah Rp 11.900 per kg.
Arief Prasetyo Adi juga mengatakan, harga beras di PIBC sudah berangsur turun. Total beras Bulog yang telah digelontorkan ke PIBC sekitar 7.000 ton dengan penurunan harga sekitar Rp 1.000 per kg. “Harga beras di PIBC sudah turun Rp 1.000 per kg,” ungkapnya.
Zulhas juga mengatakan harga jagung di level peternak juga berangsur naik. Sehingga dalam rapat juga diputuskan impor khusus jagung industri. “Ditambah untuk impor jagung industri, ditambah 250 ribu ton tadi. untuk peternakan bukan konsumsi ya untuk industri pakan ternak,” kata Zulhas.
Kemudian terkait harga gula, Politisi Partai Amanat Nasional itu juga melihat harganya berangsur naik. Hal ini disebabkan realisasi impor yang minim yang direncanakan pada tahun 2023 ini. “Karena pelaku importir baru mengimpor gula itu kira-kira 30%,” kata Zulhas.
Ia menjelaskan minimnya realisasi impor dari importir gula ini disebabkan harga gula yang lebih mahal di tingkat global ketimbang dalam negeri. “Kan Rp 12.500, belinya Rp 13.000. Maka dia tidak langsung impor tapi nunggu, barangkali harganya bisa turun. Kalau belum turun maka harus impor. Jalan keluarnya gimana? Jalan keluarnya akan dipelajari Bapanas untuk disesuaikan. Satu dua hari akan ada penyesuaian-penyesuaian,” kata Zulhas.
Sedangkan terkait stabilisasi harga gula, menurut Arief setidaknya ada 600 ribu ton lagi dari yang bakal diimpor total kuota impor gula mentah GKP (Gula Kristal Putih) di tahun 2023 ini 990 ribu ton. “Saya diminta meng-adjust harganya, karena Kemarin realisasi impor tidak lebih dari 30% karena harga di luar itu jauh lebih tinggi harga di Indonesia,” kata Arief.
Sumber: investor.id