SAMPAI detik ini deretan kasus pinjaman online (pinjol) ilegal terus menyeret korban. Para korban tercekik oleh bunga pinjaman yang tinggi dan teror pelunasan. Tak jarang mereka mengambil jalan pintas untuk menutup utang tersebut dengan kembali berutang, menjual ginjal, hingga mengakhiri hidup.
Walaupun ada Satgas Waspada Investasi (SWI) yang mengamankan para pinjol ilegal itu, keberadaan pinjol ilegal ibarat pepatah ‘mati satu tumbuh seribu’. Masih banyak pinjol ilegal di luar yang meresahkan masyarakat.
Data teranyar, SWI menemukan 283 entitas serta 151 konten pinjol ilegal di sejumlah website, aplikasi, dan konten sosial media. Dengan demikian sejak 2017 hingga 31 Juli 2023, SWI telah menghentikan 6.894 entitas keuangan ilegal yang terdiri dari 1.193 entitas investasi ilegal, 5.450 entitas pinjaman online ilegal, dan 251 entitas gadai ilegal.
Alasan pinjam dana via pinjol
Keberadaan pinjol ilegal tersebut mencerminkan masyarakat Indonesia masih kekurangan literasi keuangan dan mudah tergoda untuk meraih dana dengan cepat.
Pengamat Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat membeberkan beberapa alasan yang kerap diambil masyarakat dalam memutuskan melakukan pinjaman ke pinjol ilegal adalah alasan ekonomi.
“Kita berada di situasi pascapandemi. Orang banyak yang belum punya pekerjaan. Sementara bagaimana cara menutupi kebutuhan hidup. Nah, mereka memilih alternatif,” ujarnya.
Selain itu, alasan selanjutnya adalah kemudahan dalam teknologi. Keberadaan teknologi semakin memudahkan orang untuk menjangkau apa yang diinginkannya, termasuk dalam meminjam dana.
Namun seringkali, kemudahan itu tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang cukup sehingga masyarakat sering terjebak dalam pinjol ilegal.
“Kedua, satu fenomena pascacovid. karena orang sangat mudah dengan teknologi. Uang yang ditransfer uang elektronik bukan fisik. Ini cukup ke akunnya, tinggal transfer,” sebutnya.
Lalu yang terakhir, menurutnya alasan yang menjadi pemicu masyarakat meminjam di pinjol ilegal adalah kesulitan akses menjangkau perbankan resmi. “Karena perbankan formal itu punya satu persyaratan yg berat dibandingkan pinjol ini,” imbuhnya.

Tips menghindari pinjol
Tak bisa menyalahkan satu sisi saja, berbagai modus juga dilakukan oleh pinjol untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Belakangan ini modus yang paling banyak dilakukan oleh pinjol adalah ‘salah transfer’.
Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK) modus itu dilancarkan oknum dengan mengirimkan sejumlah dana kepada seseorang melalui rekeningnya di bank, meskipun orang tersebut tidak pernah mengajukan pinjaman.
Oknum tersebut, kemudian mengancam penerimanya untuk segera melakukan pengangsuran atau pelunasan dengan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu, masyarakat harus waspada terhadap setiap modus penipuan pinjol.
Tips jika menjadi korban modus penipuan
SWI pun memberikan tips bagi masyarakat yang menjadi korban modus penipuan ‘salah transfer’ sebagai berikut:
- Tidak menggunakan dana yang telah diterima dari oknum tersebut.
- Mengumpulkan bukti “salah transfer” tersebut melalui screenshot, untuk kemudian dilaporkan kepada kantor Polisi setempat dan mintakan surat tanda penerimaan laporan. Simpan bukti laporan tersebut dengan baik.
- Laporkan hal ini kepada pihak Bank dan ajukan “penahanan dana” atas transfer oknum tersebut. Penahanan dana tersebut dilakukan sampai terdapat kejelasan siapa pihak yang bertanggung-jawab.
- Jika dihubungi dan diteror oleh oknum, tidak perlu takut atau khawatir. Informasikan Anda tidak menggunakan dana yang ditransfer tersebut atau tidak pernah mengajukan pinjaman. Jika diperlukan dapat dilakukan pemblokiran kontak.
Ciri-ciri pinjol ilegal
Namun secara general, masyarakat harus lebih melek informasi mengenai pinjol ilegal. Sudah banyak informasi yang secara detail menggambarkan ciri-ciri pinjol ilegal. Berdasarkan laman resmi OJK berikut ciri-ciri pinjaman online ilegal:
- Tidak terdaftar/tidak berizin dari OJK.
- Menggunakan SMS/Whatsapp dalam memberikan penawaran.
- Pemberian pinjaman sangat mudah.
- Bunga atau biaya pinjaman dan denda tidak jelas.
- Ancaman teror, intimidasi, pelecehan bagi peminjam yang tidak bisa membayar.
- Tidak mempunyai layanan pengaduan.
- Tidak mengantongi identitas pengurus dan alamat kantor yang tidak jelas.
- Meminta akses seluruh data pribadi yang ada dalam gawai peminjam.
- Pihak yang menagih tidak mengantongi sertifikasi penagihan yang dikeluarkan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).
Terbebas dari pinjol
Setelah mengetahui berbagai ciri-ciri itu, usahakan kamu tidak menyentuh dan berhubungan dengan ilegal. Dalam mengatur dan memecahkan masalah keuangan banyak jalan yang lebih baik dibandingkan masuk ke perangkap pinjol.
Setiap orang punya cara mengatur keuangan dengan gayanya masing-masing. Hal ini juga disebabkan karena kebutuhan yang berbeda dari tiap-tiap orang yang berbeda.
Namun sayangnya, meski terkesan mudah, masih banyak orang merasa kesulitan dalam mengatur keuangan pribadi mereka. Akibatnya, munculah besar pasak daripada tiang.

Tips membantu mengatur keuangan
Untuk menyiasati itu ada beberapa tips yang sudah dirangkum Tim Medcom untuk membantu mengatur keuangan:
- Buat anggaran keuangan
Hal pertama yang harus bisa dilakukan dalam mengatur keuangan pribadi adalah menyusun anggaran keuangan. Biasakan untuk mengatur keuangan dengan perhitungan yang realistis dan, pastikan kalau penghasilan sebanding dengan pengeluaran.
- Tentukan skala prioritas kebutuhan
Setelah menyusun daftar kebutuhan, tentukan skala prioritasnya. Anda harus mulai memahami mana kebutuhan dan keinginan. Dengan begitu Anda akan lebih bijak dalam mengeluarkan uang.
- Alokasikan gaji dengan metode 50/30/20
Elizabeth Warren, memiliki tiga cara populer dalam mengatur keuangan yaitu prinsip 50/30/20. Cara itu bisa dicontoh untuk mencapai merdeka finansial. Metode ini juga bisa diterapkan agar Anda tidak boros.
Adapun 50/30/20 adalah peruntukan alokasi gaji. Sebanyak 50 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi.
- Dana darurat
Saat ini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya menghitung dana darurat ini sehingga kelabakan sendiri saat terjadi hal-hal yang tak terduga.
Dana darurat adalah alokasi dana yang bisa kamu gunakan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan. Idealnya, jumlah dana darurat minimal adalah sebanyak enam kali jumlah pengeluaran bulanan bagi yang masih lajang dan 12 kali jumlah pengeluaran bulanan jika sudah berkeluarga.
- Hindari utang
Sebisa mungkin Anda harus menghindari segala bentuk utang yang bersifat konsumtif dan jika masih punya kewajiban sebaiknya segera lunasi.
- Evaluasi keuangan pribadi
Cara mengatur keuangan pribadi yang terakhir adalah dengan rutin melakukan evaluasi. Anda bisa melakukan evaluasi ini tiap akhir bulan atau menjelang gajian berikutnya.
Dengan menerapkan hal itu bukan hanya merdeka pinjoli, tetapi Anda juga bisa meraih merdeka finansial.
Sumber: medcom.id