“Sebenarnya, apabila nama-nama baru (termasuk cawapres) itu dimunculkan, maka dengan sendirinya elektabilitasnya akan naik”

JAKARTA | KBA – Sejumlah ahli dan pakar hadir dalam sebuah diskusi dengan tema Teka-teki Cawapres dan Perannya Membangun Ekonomi Baru, Jumat, 23 Juni 2023 melalui Zoom dan Live Youtube Achmad Nur Hidayat.

Salah satu pembicara diskusi, Prof. Prijono Tjiptonoherijanto menyoroti kinerja lembaga survei yang ada di Indonesia. Utamanya ketika menjelang konstestasi politik seperti saat ini.

“Saya kemarin mendapat chat Whatsaap yang menyebut jika pertandingan antara Argentina dan Indonesia diserahkan lembaga survei pasti yang menang Indonesia. Meski semua tahu bahwa akhirnya yang menang Argentina,” ungkap Prof. Prijono.

Pihaknya menyayangkan sejumlah pengamat yang hanya mengikuti opini yang berkembang mengenai nama-nama kandidat, termasuk cawapres. Kenapa tidak memunculkan nama-nama baru yang memang layak.

Sebenarnya, sambung Prof. Prijono, apabila nama-nama baru (termasuk cawapres) itu dimunculkan, maka dengan sendirinya elektabilitasnya akan naik.

“Pengamat selama ini sepertinya kurang kreatif. Coba munculkan nama Arif Satria, Rektor IPB. Beliau kan juga hebat itu. Coba dimunculkan namanya, pasti elektabilitasnya akan naik juga,” tegasnya.

Berkenaan dengan hal itu, Prof. Prijono mengaku tertarik dengan sebuah kalimat yang pernah diutarakan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan. Utamanya ketika mengomentari hasil survei yang dirilis oleh lembaga riset.

Menurutnya, Anies Baswedan dalam sejumlah survei selalu diposisikan di urutan ketiga atau terakhir. Namun, tetap dihalang-halangi untuk maju sebagai calon presiden (capres) dalam Pemilu 2024.

“Saya tertarik sekali dengan omongannya Anies. Kalau dari lembaga-lembaga survei saya itu yang paling rendah elektabilitasnya. Tapi kenapa dihalang-halangi untuk maju. Kalau benar elektabilitas rendah kan gak akan jadi. Ini gimana,” ucap Prof. Prijono menirukan ucapan Anies Baswedan.

Prof. Prijono menyebut nama Budiono yang dulu juga tidak pernah muncul dalam deretan nama yang disebut lembaga survei. Tapi akhirnya dipilih oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan akhirnya menang.

Sumber: kbanews.com