Bima Yudho tiktokers mudah asal lampung yang sedang berkuliah di Australia mengkritik lampung dengan menjelaskan point-point yang menyebabkan lampung tidak maju-maju. akan tetapi terdapat perkataan bima yang menimbulkan pro dan kontra, bima mengatakan ” berasal dari provinsi satu ini daj**l” hal itu tentunya menuai pro dan kontra setiap orang. karena diksi tersebut bima dilaporkan karena menyinggung SARA, padahal diksi tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan SARA.
Karena kebanyakan pihak kepolisian berada di zaman old dan sekarang adalah generasi z, yang mana seharusnya mereka memahami diksi-diksi yang dikeluarkan anak mudah bukan mengandung unsur ujaran kebencian atau penghinaan. pada catatan demokrasi TVOne Ahmad Nur Hidayat pengamat kebijakan publik juga mengatakan “tindakan gubernur lampung yang menyerang keluarganya padahal yang mengkritik anaknya itu mentalitas yang seharusnya tidak ada pada pejabat publik” karena para pejabat yang merasa dikritik seharusnya mereka menjelaskan data-data yang mereka punya, bagaimana ini bisa terjadi dan segera menangani hal-hal yang dikritik. akan tetapi para pemerintah lampung malah menolak kritikan dan mengintimidasi keluarga bima. dengan perkataan gubernur lampung kepada ayah bima juliman rumbiono, gubernur lampung mengatakan ” saya maafkan akan tetapi hal ini tetap saya bawa ke jalur hukum” itu yang membuat keluarga bima merasa terancam.
Bima juga mengatakan bahwa kata daj**l hanyalah konotasi karena jika dia tidak seperti itu tidak akan didengar oleh pemerintah, hal itu juga didukung oleh Achmad Nur Hidayat selaku pengamat publik, beliau mengatakan ujaran bima seharusnya diapresiasi bukan dari pendekatan budaya tapi karena disfungsionalnya lembaga – lembaga perwakilan rakyat.
Akan tetapi ujaran bima juga menimbulkan pihak-pihak kontra seperti yang diucapkan oleh kapitra ampera selaku praktisi hukum. beliau mengatakan pada catatan demokrasi, seharusnya bima mengungkapkan kritikan tanpa menggunakan kata-kata seperti itu, sebagai mahasiswa yang sedang kuliah apalagi di luar negeri bima harus pintar memilih kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan kritikannya.
Bima seharusnya mengungkapkan dengan data-data yang ada dan sesuai realitanya dengan tetap memperhatikan etika, karena hal itu lah yang akan diapresiasi oleh pemerintah. Gindha Ansori Wayka sebagai pelapor bima yudho juga mengatakan tentang ujaran-ujaran yang dikatakan bima seperti dajal, anjg, gob**k kurang tepat karena seharusnya bima tetap menjaga etikanya. tapi ayah bima membantah dengan mengatakan “lebih baik mana pejabat tapi korupsi atau anak mudah tidak beretika tapi membela negara?”
Masalah ini terus ramai di kalangan media sosial, banyak warga lampung mendukung atas kritik bima karena berhasil didengar pemerintah lampung. Tapi hal ini juga menimbulkan kontra terutama dari pihak pemerintah yang menganggap kritik bima kurang beretika.
Sumber: kompasiana.com