Populis, Jakarta – Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menilai eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih berkompetensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dibandingkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hal itu disampaikan Achmad usai membandingkan rekam jejak Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan terkait dengan konsistensi menjaga pertumbuhan ekonomi dan penanganan angka kemiskinan selama 5 tahun terakhir di daerah pimpinannya masing-masing.

“Maka kesimpulannya adalah Anies Baswedan terbilang lebih berpotensi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia jika terpilih menjabat presiden pada pemilu 2024 yang akan datang,” kata Achmad saat dikonfirmasi, Selasa (2/5/2023).

Achmad mengatakan, kesimpulan itu menjadi hal yang menarik karena faktanya Anies Baswedan punya kinerja yang lebih signifikan dibanding Ganjar Pranowo. Padahal Anies hanya menjabat lima tahun, sementara Ganjar sepuluh tahun.

“Meski menjabat hanya 5 tahun, Anies sebagai Gubernur Jakarta memiliki sejumlah fakta yang memperbaiki ekonomi lebih signifikan daripada Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah,” ujarnya.

“Padahal ganjar berkuasa di Jawa Tengah lebih lama yaitu 10 tahun. Bila bicara fakta maka fakta ini menjadi sesuatu yang menarik yang seharusnya tidak diperdebatkan publik,” sambungnya.

Berikut perbandingan track record dari pertumbuhan ekonomi antara Jawa Tengah pada masa kepemimpinan Ganjar Pranowo dengan DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Anies Baswedan berdasarkan data BPS:

Track record Pertumbuhan ekonomi

2018
DKI Jakarta 6,11%
Jawa tengah 5,3%
Nasional 5,17%

2019
DKI Jakarta 5,82%
Jawa tengah 5,36%
Nasional 5,02%

2020
DKI Jakarta -2,36%
Jawa tengah -2,65%
Nasional -2,07

2021
DKI Jakarta 3,56%
Jawa tengah 3,33%
Nasional 3,69%

2022
DKI Jakarta 5,11%
Jawa tengah 5,31%
Nasional 5,23%

Perbandingan angka kemiskinan

2018
DKI Jakarta 3,55%
Jawa tengah 11,19%
Nasional 9,66%

2019
DKI Jakarta 3,42%
Jawa tengah 10,58%
Nasional 9,22%

2020
DKI Jakarta 4,69%
Jawa tengah 11,84%
Nasional 10,19%

2021
DKI Jakarta 4,67%
Jawa tengah 11,25%
Nasional 9,71%

2022
DKI Jakarta 4,69%
Jawa tengah 10,93%
Nasional 9,54%

Sumber: populis.id