Oleh Achmad Nur Hidayat, MPP. (Ekonom dan Anggota Dewan Pakar TIMNAS AMIN)

Acara Desak Anies edisi ke-8 di Kota Mataram pada 19 Desember 2023 menggambarkan momen penting bagi guru dan dosen, khususnya Ibu Arni dan Pak Musmulyadi, yang mendapat perhatian khusus dari Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan. Pemberian jaket spesial kepada mereka mencerminkan pengakuan atas peran vital dalam mencerdaskan anak-anak bangsa.

Keputusan Anies untuk memberikan apresiasi kepada seorang dosen dan guru honorer menyoroti pentingnya menghargai kontribusi sektor pendidikan.

Pernyataan Anies tentang kelayakan Ibu Arni dan Pak Musmulyadi sebagai penerima jaket khusus menunjukkan penghargaan terhadap pengabdian mereka dalam memberikan pendidikan dan terlibat dalam proses pembelajaran.

Pemberian Jaket Khusus dalam Sesi Tanya Jawab: Anies Hadirkan Sorotan pada Guru dan Dosen yang Luar Biasa

Momen ini menciptakan antusiasme dan kegembiraan di antara hadirin acara, terutama ketika Anies melepas jaket bertuliskan “Wakanda No More, Indonesia Forever.” Respons positif masyarakat NTB menunjukkan dukungan terhadap langkah apresiatif Anies.

Meskipun momen ini memberikan penghargaan simbolis, keputusan Anies juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh guru honorer di Indonesia, terutama terkait status pekerjaan dan pengakuan.

Pemberian jaket menjadi peluang untuk menyuarakan isu-isu sistematis yang memengaruhi kesejahteraan guru honorer, termasuk pembahasan mengenai upah dan peningkatan kondisi kerja.

Calon Presiden Anies Baswedan juga mengomentari soal anggaran untuk guru honorer dari pemerintah pusat. Anies kemudian mempertanyakan kinerja pemerintah sekarang soal prioritas anggaran.Baginya, hal terpenting saat ini adalah membangun kualitas manusia.

Langkah-langkah konkret dan substansial perlu diambil untuk mengatasi isu-isu sistematis yang dihadapi guru honorer.

Perbincangan mengenai upah yang adil, pengakuan status pekerjaan, dan peningkatan kondisi kerja perlu menjadi fokus dalam perbaikan kondisi guru honorer secara menyeluruh. Harapannya, momen apresiasi seperti ini dapat menjadi pendorong untuk memicu perubahan positif yang lebih besar dalam mendukung guru dan dosen di Indonesia.

Dalam konteks ini, Visi misi Amin yang menitikberatkan pada pembangunan fondasi pendidikan yang kokoh menawarkan solusi konkret untuk memperbaiki kondisi guru, siswa, dan dunia penelitian di Indonesia. Terdapat beberapa solusi yang dapat diapresiasi dari misi tersebut.

Peningkatan Status dan Kesejahteraan Guru: Menyemai Keadilan di Dunia Pendidikan

Mengangkat status guru honorer menjadi PPPK adalah langkah penting yang mengakui peran guru sebagai tulang punggung dalam mencerdaskan generasi.

Selain itu, fokus pada peningkatan kesejahteraan guru di sekolah negeri dan pemberian tunjangan bagi pengajar PAUD merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Gaji yang diterima tepat waktu dan pengurangan beban administrasi akan menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan efisien, memungkinkan guru lebih fokus pada pengajaran dan interaksi dengan siswa.

Dukungan Terhadap Dosen dan Peneliti: Membangun Fondasi Ilmu Pengetahuan yang Kuat

Dana R&D yang ditingkatkan menjadi 0,40 – 0,60% PDB menunjukkan komitmen untuk memajukan riset dan inovasi di Indonesia.

Pemudahan beban administrasi bagi dosen dan peneliti akan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada penelitian berkualitas tanpa terhambat oleh tugas administratif yang berlebihan.

Penghargaan berbasis kinerja dan dana riset multiyears memberikan insentif untuk dedikasi dan pencapaian akademis yang tinggi.

Integrasi sistem digital menjadi langkah progresif untuk mempermudah akses dan kolaborasi di antara peneliti.

Harapan Menuju Perubahan Positif

Untuk mencapai perubahan yang nyata, isu-isu sistematis, seperti status dan kesejahteraan guru honorer, perlu diatasi secara menyeluruh.

Visi misi Amin memberikan pandangan yang positif dan berkelanjutan untuk menciptakan fondasi pendidikan dan riset yang kuat di Indonesia.