Oleh Achmad Nur Hidayat, MPP. (Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta)
Presiden Joko Widodo, yang dikenal dengan visi pembangunan yang progresif, telah mengambil langkah berani dengan mengumumkan rencana untuk menggelar upacara Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2024 di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Rencana ini, tanpa diragukan, adalah manifestasi dari ambisi besar untuk menandai era baru dalam sejarah Indonesia. IKN, yang direncanakan sebagai pusat administrasi baru negara, diharapkan menjadi simbol kemajuan, inovasi, dan keberlanjutan.
Upacara Kemerdekaan di IKN seharusnya menjadi momen monumental, menandai transisi Indonesia ke sebuah era baru yang lebih maju dan modern.
Kunjungan yang Membuka Mata
Namun, realitas di lapangan menunjukkan kesenjangan yang mencolok antara ambisi dan kesiapan. Kondisi IKN saat ini masih jauh dari apa yang dibayangkan.
Beredar video kunjungan Ridho Rahmadi dan Amien Rais ke lokasi IKN Nusantara. Kunjungan ini memberikan gambaran nyata tentang kondisi IKN yang masih jauh dari ekspektasi. Hampir semua proyek bangunan baru di IKN masih berada di tahap awal.
Beberapa rumah menteri yang terlihat hampir selesai pun masih belum layak ditempati. Infrastruktur dasar seperti sanitasi juga masih dalam tahap pembangunan. Bahkan Istana Presiden, yang direncanakan menjadi lokasi utama dan akan menjadi pusat perhatian di acara upacara 17 Agustus 2024, masih jauh dari kata siap.
Upacara Kemerdekaan atau Pembohongan Publik?
Menggelar upacara di lapangan terbuka memang bisa dilakukan di mana saja. Namun, mengadakan upacara di IKN yang sepi dari investor dan aktivitas pembangunan bukanlah pilihan yang bijak.
Ini bukan hanya tentang lokasi, tetapi juga tentang pesan yang ingin disampaikan kepada rakyat dan dunia. Upacara di tengah kondisi IKN saat ini bisa diartikan sebagai upacara penuh kepalsuan dan kepura-puraan.
Tanpa dukungan investasi yang solid, proyek infrastruktur IKN tidak memiliki masa depan yang cerah. Apakah kita ingin dunia melihat kita merayakan kemerdekaan di tengah harapan kosong dan ketidakberlanjutan investasi IKN?
IKN: Proyek Ambisius atau Mimpi yang Terancam Gagal?
Dalam konteks ini, rencana menggelar upacara Kemerdekaan di IKN tidak hanya menjadi tantangan logistik, tetapi juga risiko simbolis.
Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun harapan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Ada risiko bahwa, alih-alih menjadi perayaan kemajuan, upacara tersebut bisa diinterpretasikan sebagai penanda dari perencanaan yang kurang matang dan ambisi yang belum terwujud.
IKN, yang seharusnya menjadi simbol kemajuan Indonesia, kini terlihat hanya sebagai proyek ambisius yang terancam gagal.
Proyek ini tampaknya tidak dikaji secara layak (mendalam), baik dari segi kelayakan maupun daya tarik bagi investor. Tanpa kajian yang matang dan dukungan investasi yang kuat, IKN berisiko menjadi kota hantu, simbol dari ambisi yang tidak terwujud atau simbol kegagalan.
Rencana menggelar upacara Kemerdekaan di IKN Nusantara adalah ide yang penuh simbolisme, namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa kita masih jauh dari siap.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah lebih penting untuk mempertahankan rencana ambisius ini sebagai simbol kemajuan, atau mengakui kenyataan di lapangan dan menyesuaikan rencana agar lebih realistis?
Keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi persepsi publik terhadap pemerintah saat ini, tetapi juga akan menjadi catatan penting dalam sejarah pembangunan Indonesia.
Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah pragmatis dengan menyesuaikan rencana sesuai dengan realitas yang ada.
Keputusan ini akan menjadi indikator penting dari bagaimana Indonesia menyeimbangkan antara ambisi dan realitas dalam mengejar kemajuan nasional.
Sebagai bangsa, kita harus mempertimbangkan apakah lebih penting untuk mempertahankan wajah atau mengakui kenyataan. Kemerdekaan bukan hanya tentang upacara, tetapi juga tentang kemajuan nyata dan pembangunan yang berkelanjutan. Mari kita berharap bahwa IKN tidak hanya menjadi simbol ambisi, tetapi juga menjadi bukti nyata kemajuan dan keberhasilan Indonesia.