Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta
Maraknya peredaran rokok ilegal di Indonesia tidak hanya menjadi masalah hukum, tetapi juga mencerminkan persoalan sosial dan ekonomi yang lebih dalam.
Harga rokok legal yang tinggi membuat produk ini sulit diakses oleh masyarakat berpenghasilan rendah, yang pada akhirnya beralih ke rokok ilegal sebagai alternatif. Di sisi lain, banyaknya pilihan rokok ilegal yang tersedia di pasar memperburuk situasi, sehingga pemberantasan melalui penindakan hukum dan pemusnahan saja terbukti tidak cukup.
Saatnya mengambil langkah-langkah baru yang lebih komprehensif untuk menyelesaikan akar masalah ini.
Evaluasi Pendekatan Saat Ini
Upaya pemerintah memberantas rokok ilegal telah dilakukan melalui berbagai cara, seperti operasi penindakan, sosialisasi, hingga pemusnahan produk ilegal.
Misalnya, selama November hingga Desember 2024, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di Jawa Tengah berhasil menyita 24,2 juta batang rokok ilegal dengan nilai barang sebesar Rp33,6 miliar.
Di Cianjur, sosialisasi tentang bahaya rokok ilegal dilakukan melalui radio untuk menjangkau masyarakat pelosok.
Namun, hasil dari upaya tersebut belum signifikan. Rokok ilegal masih mudah ditemukan di pasar tradisional, kios, hingga lintas provinsi.
Pendekatan represif hanya menyentuh permukaan masalah tanpa menangani penyebab utamanya, seperti mahalnya harga rokok legal dan rendahnya daya beli masyarakat.
Mengapa Pendekatan Saat Ini Tidak Efektif?
Pertama, Harga Rokok Legal yang Tidak Terjangkau.
Sebagai kebutuhan yang dianggap prioritas oleh sebagian masyarakat berpenghasilan rendah, harga rokok legal yang tinggi menjadi penghalang utama.
Mereka cenderung memilih produk yang lebih murah, meskipun itu ilegal dan berpotensi membahayakan kesehatan.
Kedua, Pasokan Rokok Ilegal yang Melimpah
Rokok ilegal tersedia dalam berbagai merek dan mudah diakses. Pilihan yang melimpah ini membuat konsumen tidak kesulitan mendapatkan produk alternatif dengan harga jauh lebih murah dibandingkan rokok legal.
Ketiga, Fokus pada Penindakan Hukum.
Strategi saat ini lebih banyak mengandalkan operasi penindakan dan pemusnahan, tetapi gagal memberikan solusi terhadap kebutuhan konsumen dan masalah ekonomi di balik tingginya permintaan rokok ilegal.
Keempat, Kurangnya Pendekatan Komprehensif.
Upaya pemberantasan masih terfragmentasi. Pemerintah belum menerapkan kebijakan yang mencakup sisi ekonomi, distribusi, dan edukasi konsumen secara menyeluruh.
Pendekatan Baru untuk Mengatasi Rokok Ilegal
Untuk memberantas rokok ilegal secara efektif, pemerintah perlu mengadopsi strategi yang lebih menyeluruh, mencakup aspek distribusi dan edukasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Edukasi Masyarakat Berbasis Komunitas
Edukasi tentang bahaya rokok ilegal dan pentingnya memilih produk legal harus dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas. Pendekatan ini memungkinkan pesan pemerintah lebih diterima oleh masyarakat karena melibatkan tokoh lokal dan dialog langsung.
Diversifikasi Produk oleh Industri Rokok.
Produsen rokok legal dapat didorong untuk memproduksi rokok dengan harga lebih terjangkau, namun tetap memenuhi standar cukai dan kesehatan. Diversifikasi ini memberikan alternatif bagi konsumen tanpa harus beralih ke produk ilegal.
Penegakan Hukum yang Terarah.
Penindakan hukum harus diarahkan pada produsen dan distributor besar rokok ilegal, bukan hanya pada pedagang kecil.
Ini akan lebih efektif dalam memutus rantai distribusi produk ilegal di pasar.
Pemberdayaan Petani Tembakau
Sebagian bahan baku rokok ilegal berasal dari petani yang tidak memiliki akses ke produsen resmi.
Pemerintah perlu memberikan insentif dan akses pasar bagi petani tembakau agar mereka dapat menjual hasil panen ke industri resmi, mengurangi pasokan bahan baku ke produsen ilegal.
Kampanye Gaya Hidup Sehat
Selain menangani rokok ilegal, pemerintah juga perlu mempromosikan gaya hidup sehat sebagai upaya jangka panjang untuk mengurangi konsumsi rokok secara keseluruhan.
Kampanye ini dapat melibatkan media, sekolah, dan komunitas lokal.
Konsekuensi Positif dari Pendekatan Baru
Mengurangi Peredaran Rokok Ilegal.
Dengan memperkuat edukasi dan insentif bagi petani tembakau, peredaran rokok ilegal dapat ditekan secara signifikan.
Meningkatkan Penerimaan Negara.
Mengurangi rokok ilegal berarti meningkatkan penjualan rokok legal, yang pada gilirannya meningkatkan penerimaan negara dari cukai tembakau.
Melindungi Konsumen.
Masyarakat akan lebih terlindungi dari produk yang tidak terjamin kualitasnya, sehingga dampak buruk terhadap kesehatan dapat dikurangi.
Menciptakan Iklim Usaha yang Adil.
Produsen rokok legal akan mendapatkan kembali pangsa pasar mereka, menciptakan persaingan usaha yang sehat dan adil.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal.
Petani tembakau yang sebelumnya bergantung pada pasar ilegal dapat diberdayakan melalui akses ke industri resmi, meningkatkan kesejahteraan mereka.
Catatan Penting
Peredaran rokok ilegal di Indonesia bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial.
Pendekatan pemberantasan yang hanya mengandalkan penindakan hukum dan pemusnahan produk terbukti tidak efektif.
Saatnya pemerintah mengadopsi strategi baru yang lebih komprehensif, seperti meningkatkan edukasi masyarakat, memperbaiki distribusi, dan memperkuat insentif bagi petani tembakau.
Dengan langkah-langkah ini, pemberantasan rokok ilegal tidak hanya menjadi lebih efektif, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat, kesehatan, dan keuangan negara.
Sumber: strateginews.id