Bloomberg Technoz, Jakarta – Hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) dalam waktu dekat akan dapat membawa perubahan signifikan dalam konstelasi perdagangan global, termasuk hubungan perniagaan bilateral Indonesia dan Negeri Paman Sam.

Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat mengatakan kemenangan Kamala Harris dari Partai Demokrat atau Donald Trump dari Partai Republik akan berdampak besar pada arah kebijakan perdagangan AS dan peluang yang tersedia bagi Indonesia.

“Jika Kamala Harris memenangkan pemilu, pendekatannya lebih konvensional seperti kebijakan Joe Biden dengan perubahan yang inkremental. Ini artinya, diperkirakan kemenangan Kamala akan diikuti keterbukaan bagi perdagangan dan hubungan internasional,” kata Achmad saat dihubungi Rabu (6/11/2024).

Menurut Achmad, Harris cenderung mendukung perjanjian multilateral atau bilateral yang stabil, yang bisa membuka lebih banyak akses produk Indonesia ke pasar AS. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia, khususnya untuk sektor tekstil, alas kaki, elektronik, dan produk manufaktur lainnya.

Selain itu, kepercayaan investor dan kestabilan kebijakan jangka panjang diharapkan dapat mendorong arus teknologi dan investasi dari AS ke Indonesia, yang akan mendukung pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri.

“Industri manufaktur di Indonesia dapat lebih berkembang dengan adanya aliran teknologi dan investasi dari AS, yang diharapkan Harris akan dorong sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi global yang saling terhubung,” jelasnya.

Tantangan Lebih Besar

Di sisi lain, jika Trump terpilih kembali, hubungan perdagangan Indonesia-AS kata Achmad kemungkinan menghadapi tantangan lebih besar. Trump dikenal dengan kebijakan proteksionisnya yang fokus melindungi industri dalam negeri AS melalui tarif tinggi dan hambatan dagang lainnya.

Hal ini berpotensi mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar AS, serta menurunkan akses ekspor ke sektor-sektor utama seperti tekstil dan alas kaki. Achmad menambahkan, kebijakan Trump yang lebih protektif dapat memaksa industri Indonesia untuk mencari pasar alternatif.

“Selain itu, ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan yang mungkin muncul dapat memengaruhi rencana ekspansi atau investasi dari pelaku industri manufaktur di Indonesia yang selama ini menargetkan pasar AS,” tegasnya.

Standar Emisi

Walau demikian, pendekatan lingkungan yang mungkin diterapkan Kamala Harris juga dapat menjadi tantangan baru bagi eksportir Indonesia. Harris diprediksi memperketat standar emisi karbon dan keberlanjutan, sehingga produk-produk dari Indonesia perlu menyesuaikan dengan standar tersebut agar tetap kompetitif di pasar AS.

Dengan demikian, Trump yang kurang fokus pada regulasi lingkungan dapat memberikan keunggulan bagi barang-barang manufaktur AS yang tidak terlalu terbebani oleh regulasi ketat.

Dengan demikian, Achmad menyimpulkan, jika Harris menang, akan ada potensi kemitraan perdagangan yang lebih inklusif, sementara kebijakan proteksionis Trump dapat memengaruhi minat industri Indonesia dalam ekspor ke AS.

“Perbedaan pendekatan ini dapat menentukan arah kebijakan perdagangan dan investasi Indonesia-AS dalam beberapa tahun ke depan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Pilpres AS berlangsung pada 5 November 2024 waktu setempat. Pertarungan sengit antara Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat terprediksi akan membawa dampak besar terhadap perekonomian global, termasuk hubungan dagang antara Indonesia dan AS.

Terlebih, selama 5 tahun terakhir, perdagangan antara kedua negara terus mengalami perkembangan, di mana AS menjadi salah satu mitra dagang utama bagi Indonesia; khususnya untuk komoditas seperti minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), tekstil, produk elektronik, serta mesin dan peralatannya.

Sumber: bloombergtechnoz.com