Pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Achmad Nur Hidayat menilai program infrastruktur air bersih yang digagas bakal calon gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi kurang realistis.
Ia mengakui bahwa ada beberapa wilayah di Jabar, kekurangan air bersih. Namun, Achmad mempertanyakan, apakah program yang butuh pendanaan besar itu mampu dilakukan oleh gubernur.
“Cuma masalahnya adalah, apakah realistis pemerintah daerah mampu melakukannya? Ya, karena kita tahu air bersih ini kan membangun infrastruktur,” kata Achmad kepada Inilah.com, di Jakarta, dikutip Jumat (6/9/2024).
Ia mengingatkan APBD Jabar masih terbilang tidak terlalu besar. Sementara, sebaran wilayah Jabar cukup luas dan memiliki jumlah penduduk yang banyak.
Selain itu, Achmad juga mempersoalkan lintas sektoral yang dinilai menjadi penghambat dalam program infrastruktur air bersih ini. Sebab, masih banyak lahan-lahan di Jabar yang bisa diaktifkan tetapi banyak juga yang sudah ditetaokan sebagai hutan lindung atau daerah lahan yang dipertahankan.
“Jadi nanti masalah pengairan, apakah ini wilayahnya pertanian, apakah ini wilayahnya hutan lindung, apakah ini bisa dibangun pengairan di situ, saya kira itu nanti akan jadi persoalan koordinasi ya,” kata Achmad.
“Jadi saya kira implementasi dan konsistensi di lapangan nanti yang menjadi ujian buat Kang Dedi untuk mengatasi masalah itu,” ujar dia menambahkan.
Sebelumnya, Dedi menceritakan berbagai masalah di Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini, salah satunya ialah kekurangan air bersih. Musim kemarau ini memang memperparah terjadinya kekeringan di Jawa Barat. Tapi kata Dedi, hampir seluruh daerah di Jabar sebetulnya sudah merasakan minimnya pasokan air bersih.
“Hampir semua daerah merata kekurangan air bersih. Di daerah yang dataran kering juga kurang air bersih, pantai kurang air bersih, bahkan daerah gunung juga sama padahal harusnya berlimpah. Masalahnya akses teknologinya tidak berjalan dengan baik,” kata Dedi, Kamis (29/8/2024).
Dedi yang mengaku hobi keliling daerah mengendarai motor itu, kerap bertemu dengan masyarakat yang mengeluhkan masalah air bersih. Fakta yang ditemukan Dedi dari 2.000 desa yang telah dikunjunginya, wilayah gunung pun kurang air bersih dan butuh akses yang sesuai.
Solusinya, menurut Dedi ialah infrastruktur air bersih yang ia akui memang butuh biaya besar. Tapi, Dedi bilang tak mau kehilangan akal. Katanya, ada banyak cara untuk mewujudkan tujuan yang baik demi masyarakat.
“Segala cara bisa. Kalau saya kan dari dulu kalau sudah punya tujuan begitu, terus kemudian sampai saya membeli sumber-sumber air bersih di pegunungan. Jadi Pemda membeli sumber-sumber air bersih pegunungan, dipasangin pipa, kemudian disalurkan ke desa-desa, jadilah itu unit layanan air bersih yang dikelola oleh Desa,” ucap Dedi.
Sumber: sulsel.inilah.com