FAKTA.COM, Jakarta – Di tengah tekanan kelas menengah, para ekonom menyarankan beberapa kebijakan yang perlu dirumuskan Prabowo Subianto. Dari berbagai saran tersebut, semuanya fokus kepada peningkatan daya beli masyarakat.

Salah satunya datang dari Ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat. Menurut Achmad, saat ini kelas menengah yang merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi sedang terancam daya belinya.

“Dalam data terakhir LPS dan Riset Bank Mandiri menunjukkan tabungan masyarakat menurun disertai daya beli masyarakat menurun,” kata Achmad dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Di samping itu, Achmad menyampaikan bahwa tekanan inflasi pada harga barang dan energi hingga tingginya angka PHK berimplikasi kepada ketergantungan kelas menengah dengan tabungannya untuk bertahan hidup.

“Riset menunjukkan bahwa tabungan kelas menengah menurun, sementara pengeluaran relatif stabil, terutama untuk kebutuhan pokok,” ujar Achmad menambahkan.

Menanggapi fenomena tersebut, Achmad merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan kepada pemerintahan selanjutnya, Prabowo Subianto.

Di antaranya adalah kebijakan perlindungan sosial yang tepat sasaran, pembukaan lapangan pekerjaan baru, hingga program yang mendukung diversifikasi penghasilan. Ketiga saran tersebut, sifatnya memberikan stimulus kepada kelas menengah.

Sebelumnya, Wakil Dewan Pakar TKN Prabowo, Drajad Hari Wibowo mengatakan untuk menjaga daya beli kelas menengah agar tidak turun kelas, maka fokus kebijakan harus diarahkan untuk belanja investasi pemerintah ke sektor ekonomi rakyat.

“Apa saja ekonomi rakyat tadi, Makan Bergizi Gratis (MBG) itu akan melibatkan sekali suplier-suplier lokal, kemudian pertanian, pola tanam diperbanyak itu jelas akan menambah pekerja pertanian, menambah penggilingan padi,” ujar Drajad ketika ditemui awak media, Rabu (25/9/2024).

Di samping itu, Drajad juga mengatakan kebijakan seperti pembangunan perumahan di Kabupaten jelas akan membantu mendongkrak daya beli. Selain itu, revitalisasi sektor properti akan memberikan dampak yang besar untuk perekonomian, bukan hanya buruh dan tukang saja, tetapi sampai ke suplier bahan bangunan.

“Jadi intinya APBN yang ada itu difokuskan ke belanja investasi yang berputar di ekonomi rakyat,” pungkas Drajad.

Sumber: fakta.com/ekonomi