MerahPutih.com – Konflik kepemimpinan di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie menjadi sorotan belakangan ini.
Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, konflik ini memperlihatkan wajah buram organisasi yang seharusnya menjadi wadah pengusaha nasional.
“Menunjukkan mentalitas yang jauh dari profesionalisme,” kata Achmad dalam keteranganya dikutip Jumat (20/9).
Menurut Achmad, alih-alih fokus pada pengembangan dunia usaha dan menciptakan iklim bisnis yang kondusif, KADIN terjebak dalam perebutan kekuasaan. “Ini mencerminkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu,” tutur Achmad.
Ekonom dari UPN Veteran Jakarta ini melihat, ketika organisasi sebesar KADIN tidak mampu menjaga integritas dan profesionalisme, sulit bagi masyarakat untuk berharap bahwa para anggotanya akan menjadi pelaku usaha yang bermoral dan berkomitmen pada pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kisruh KADIN juga memperlihatkan lemahnya sistem tata kelola organisasi,” ujar Achmad.
Achmad meyakini, kisruh ini seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat bahwa KADIN perlu reformasi mendalam.
“KADIN tidak boleh lagi menjadi sarang kepentingan yang hanya mementingkan diri sendiri,” ungkap Achmad.
Sebaliknya, KADIN harus kembali pada esensinya sebagai organisasi pengusaha yang berintegritas, independen, dan berkomitmen pada pembangunan ekonomi nasional.
Untuk itu, perlu ada upaya serius dari para pemimpin KADIN dan anggotanya untuk memperbaiki tata kelola dan mengembalikan KADIN pada fungsi utamanya.
“Pemerintah sebagai mitra strategis KADIN juga perlu mendorong terciptanya mekanisme pengawasan dan evaluasi yang ketat terhadap kinerja organisasi ini,” tutup Achmad.
Sumber: merahputih.com