TEMPO.CO, Jakarta – Plt Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara disingkat IKN Raja Juli Antoni membenarkan bahwa penggunaan pawang hujan digunakan sebagai pelengkap usaha yang sudah dilakukan pemerintah melalui teknologi modifikasi cuaca atau TMC menjelang Upacara 17 Agustus.
Ia menyatakan, pemerintah sudah melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama sekitar satu bulan demi keberlanjutan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Raja Juli Antoni sendiri mengklaim pemerintah tidak mengeluarkan duit untuk menyewa pawang hujan di IKN. Ia menerangkan, pawang hujan yang berasal dari Banyuwangi tengah ramai dibahas di media sosial menjelang momen upacara 17 Agustus merupakan bantuan dari pihak yang mempercayai ilmu tersebut.
“Bantuan dari teman-teman yang percaya dengan itu, bukan dari APBN. Enggak ada anggaran untuk pawang hujan,” kara Raja Juli di sela kegiatan media visit di IKN pada Jumat, 10 Juli 2024. Namun, ia tidak membeberkan siapa pihak yang ia sebut memberi bantuan pawang hujan. “Saya kira ini bagian dari kearifan lokal,” ujarnya.
Pemerintah sendiri akan menggelar perayaan HUT RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus esok. “Dengan TMC, teman-teman bisa bekerja efektif karena curah hujan lebih kecil,” kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI ) itu.
Sementara, rencana menggelar perayaan HUT RI ke-79 atau Kemerdekaan Indonesia di IKN mendapatkan kritikan dari Ekonom UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat. Ia beranggapan, pelaksanaan upacara di IKN tidak perlu dipaksakan dikarenakan pembangunnan IKN belum rampung dan fasilitasnya juga belum lengkap.
Ia juga menilai upacara 17 Agustus di IKN tidak mewakili kepentingan rakyat tetapi hanya kepentingan Presiden Jokowi. Menurutnya keberhasilan perayaan HUT di IKN bakal menjadi penentu keberlanjutan proyek tersebut.
“Keberhasilan perayaan HUT Kemerdekaan penting karena bisa mendongkrak daya tarik IKN bagi investor,” ujar Achmad kepada Tempo, Sabtu, 27 Juli 2024. “Tapi kalau bagi rakyat, yang penting adalah merdeka dari beban harga tinggi, utang pinjol, bebas dari pengangguran dan kemiskinan.”
Ia menilai adanya perbedaan perspektif pemimpin dan rakyat dalam melihat urgensi pelaksanaan perayaan HUT Kemerdekaan kali ini. Sehingga ia menyayangkan langkah pemerintah yang menurutnya terlalu buru-buru menggelar perayaan Upacara 17 Agustus di IKN.
Sumber: nasional.tempo.co