Oleh Achmad Nur Hidayat, MPP ( Ekonom dan anggota Dewan Pakar TIMNAS AMIN )
Pada hari ke-31 masa kampanye terbuka, Banyuwangi menjadi saksi momentum penting bagi pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Dalam rangkaian kegiatannya, Anies dan Muhaimin menunjukkan komitmen kuat mereka terhadap sektor pertanian dan perikanan, mengundang apresiasi dari berbagai kalangan.
Anies Baswedan, dengan langkah pertama di Pantai Blimbingsari, memberikan perhatian khusus kepada para nelayan. Dengan meresapi kehidupan mereka, Anies menekankan prinsip keadilan dalam menyusun kebijakan perikanan. Apresiasi pun mengalir mengingat langkah konkrit untuk memperbesar peluang bagi nelayan kecil.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar, dalam dialog dengan petani di Daipong Betutu Tepi Sawah, menyoroti permasalahan mendasar yang dihadapi petani, seperti kesulitan akses air dan beban biaya produksi tinggi.
Dengan menjanjikan pembelian hasil panen melalui contract farming, Muhaimin berhasil menarik perhatian positif. Komitmen untuk menjadikan masalah petani sebagai prioritas utama dalam 100 hari kepemimpinan menjadi dorongan positif.
Keterlibatan Anies-Muhaimin dalam silaturahmi dengan jaringan perempuan Nahdliyin dan Majelis Perempuan Pencinta Al Quran dan Sholawat (Aqsona) juga membangun citra positif.
Pencapaian Anies-Muhaimin di Jakarta, terutama terkait contract farming, disambut positif sebagai bukti nyata dari janji yang telah diwujudkan.
Dalam konteks perizinan bagi nelayan, upaya Anies-Muhaimin untuk menyederhanakan proses perizinan diakui sebagai langkah progresif.
Komitmen untuk menciptakan keadilan dan kesempatan setara bagi semua pelaku usaha perikanan, tanpa membedakan skala, mendapat penghargaan.
Secara keseluruhan, kunjungan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Banyuwangi tidak hanya sekadar kampanye, melainkan juga simbol komitmen dan responsifitas terhadap permasalahan riil yang dihadapi oleh masyarakat.
Dalam Konteks ini, salsatu agenda strategis “8 Sayap Kemajuan” tentang Kawasan Pesisir dan Kepulauan Pilar Pemerataan Pembangunan yang diusung oleh pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan perikanan.
Pilar Pemerataan Pembangunan: Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Dalam merespons keluhan petani dan nelayan terkait infrastruktur, biaya produksi, dan harga jual hasil panen, Anies-Muhaimin melibatkan sektor pertanian dan perikanan dalam Agenda Strategis 8 Sayap Kemajuan.
Dengan fokus pada peningkatan besaran dana desa, penyediaan air bersih, dan peningkatan kualitas pendidikan serta kesehatan, pasangan ini memberikan solusi konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan.
Pemberdayaan ekonomi pesisir dan kepulauan, melalui permodalan ringan untuk industri wisata bahari dan sektor perikanan, juga menjadi langkah nyata dalam mendukung sektor ini.
Kawasan Pesisir dan Kepulauan: Mitigasi Bencana dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Menghadapi keluhan petani dan nelayan terkait infrastruktur rusak, kekeringan, dan kesulitan akses air, Anies-Muhaimin memberikan solusi melalui Agenda Strategis 8 Sayap Kemajuan, khususnya pada pilar mitigasi bencana dan pengembangan ekonomi pesisir.
Dengan melestarikan ekosistem alam, membangun infrastruktur, dan memberikan permodalan ringan untuk industri wisata bahari.
Dengan demikian, pasangan Anies- Muhaimin memberikan solusi-solusi konkret yang mengakomodasi kebutuhan riil masyarakat pesisir dan kepulauan.
Dalam setiap langkahnya, mereka merangkul prinsip keberlanjutan dan inklusivitas, membuktikan bahwa perubahan positif dapat dicapai melalui pendekatan holistik yang memadukan kepentingan ekonomi dan lingkungan.


