BISNISNEWS.COM – Menteri BUMN Erick Thohir menjadi sorotan pasca terjadinya kebakaran depo Pertamina Plumpang.

Pasalnya Menteri BUMN ini disorot karena banyak aktifitasnya yang tidak berhubungan dengan tugasnya sebagai Menteri BUMN.

Di tengah berbagai informasi bangkrut nya banyak BUMN, kebakaran depo Pertamina di Plumpang menambah semakin carut marutnya kondisi BUMN.

Kebakaran Depo Pertamina yang menewaskan 15 warga sekitar yang terkena api dalam ledakan tersebut menjadi suatu tragedi.

Keberadaan warga yang memiliki rumah di sekitar depo Pertamina Plumpang tentu perlu diinvestigasi.

Namun mengapa musibah ledakan tersebut sampai terjadi perlu diinvestigasi secara menyeluruh. Karena depo Pertamina merupakan objek vital negara.

Jajaran Pertamina dari Direktur sampai Komisaris juga harus ikut bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini. Dengan gaji dan tunjangan yang sangat besar yang mereka terima harusnya kejadian ini tidak terjadi.

Kejadian musibah kebakaran ini mestinya dapat dicegah jika Pertamina memiliki kontrol yang ketat terhadap keamanan dan keselamatan depo Pertamina.

Keamanan depo, keselamatan para tenaga kerja dan juga warga di sekitar harusnya menjadi prioritas utama oleh Pertamina.

Sehingga dengan terjadi nya kejadian tersebut maka Dirut dan jajaran komisaris Pertamina harus bertanggung jawab atas kejadian ini.

Tetapi ada juga yang mesti bertanggung jawab atas musibah ini yaitu Menteri BUMN Erick Thohir karena bagaimana pun Pertamina adalah BUMN dibawah Erick.

Erick Thohir sebagai Meneg BUMN boleh dikata sebagai Meneg BUMN yang paling tidak fokus dengan jabatannya.

Bayangkan sebagai Menteri BUMN yang membawahi puluhan BUMN masih Erick Thohir masih sempat untuk jadi ketua panitia anak presiden Jokowi Kaesang Pangarep.

Tidak lama kemudian Erick hadir sebagai ketua pelaksana Hari Lahir 1 Abad NU lengkap dengan jaket Bansernya.

Erick juga ikut berkontestasi menjadi ketua PSSI dan akhirnya terpilih. Apakah Erick sebegitu tidak ada kerjannya sebagai Menteri BUMN sehingga dia banyak melakukan kegiatan kegiatan tambahan tersebut.

Bukankah dulu presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa seseorang tidak boleh rangkap rangkap jabatan.

Karena seseorang fokus mengurus satu jabatan saja berat apalagi seseorang rangkap rangkap jabatan dan masih menyambi pekerjaan pekerjaan lainnya.

Presiden Jokowi sendiri mestinya konsisten untuk mengingatkan para pembantu nya untuk tidak rangkap jabatan seperti apa yang dulu pernah dia sampaikan.

Apalagi seorang Menteri BUMN yang memiliki tanggung jawab besar untuk memajukan BUMN di Indonesia demi kesejahteraan Bangsa.

Namun yang terjadi saat ini seorang Menteri BUMN saat yang sama menjadi ketua PSSI, dan sempat menjadi ketua pernikahan dan ketua Harlah NU.

Lalu ketika sudah terjadi musibah seperti kebakaran depo Pertamina apakah bisa Erick Thohir akan fokus menyelesaikannya?

Di mana disaat yang sama dia sedang sibuk membicarakan berbagai hal terkait sepak bola di Indonesia sebagai ketua PSSI.

Lebih baik Erick fokus saja sebagai Menteri BUMN dan mengurusi bola serahkan sama ahlinya.

Dan Pak Jokowi juga mesti memiliki tindakan yang jelas atas rangkap rangkap jabatan pembantunya tersebut.

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute

Sumber: bisnisnews.com