EKONOMINEWS.COM -Peristiwa penganiayaan Mario Dandy anak pejabat pajak Rafael Alun terus merembet kemana mana.
Tak hanya Rafael Alun yang terseret akibat ulah anak nya bahkan Dirjen Pajak Suryo Utomo pun ikut terseret imbas kasus ini.
Imbas lain yang muncul akibat kasus ini adalah semakin disorot nya gaya hidup hedon para pejabat pajak.
Tak hanya Rafael Alun ayah Mario yang disorot karena nilai hartanya yang tidak wajar akibat kasus ini Dirjen Pajak Suryo Utomo juga disorot karena gambarnya menaiki Moge beredar luas di linimasa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun berkomentar terkait ulah anak buahnya tersebut.
Setelah memberhentikan Rafael Alun dari pejabat pajak Sri Mulyani juga mengomentari terkait Moge yang dinaiki Suryo Utomo dan club Moge nya yang ternyata ada lah para pejabat pejabat Direktorat Jendral Pajak.
Bahkan Sri Mulyani meminta agar club Moge anak anak buahnya di DirJend Pajak tersebut dibubarkan.
Terungkap nama klub moge tersebut adalah Blasting Rijder DJP yang isinya adalah orang orang pejabat DJP.
Memang adalah satu fenomena yang aneh para pejabat di Republik ini yang gemar mempertontonkan kemewahan dikala masyarakat dalam kondisi yang susah.
Seolah hati nurani para pejabat ini sudah mati.
Terlebih para pejabat pajak yang memiliki tugas untuk memungut uang pajak dari rakyat untuk membiayai jalannya pembangunan.
Namun justru para pejabat pajak ini hidupnya sangat mewah dikelilingi fasilitas fasilitas yang harganya fantastis yang tidak sesuai dengan profil mereka sebagai pejabat pajak.
Sri Mulyani sendiri kemudian belakangan terungkap bahwa dari LHKPN dia juga memiliki Moge.
Sehingga menjadi lucu rasanya jika dia mengeluarkan pernyataan pejabat pajak tidak boleh menunggang moge atau memamerkan Moge sementara dirinya sendiri memiliki Moge.
Jadi seolah yang tertangkap dari maksud pernyataan SMI tersebut adalah silahkan memiliki Moge tapi jangan dipamerkan.
Jangan sampai terlihat oleh masyarakat, hal ini muncul kan kesan hidup sederhana padahal hartanya menumpuk.
Jadi terlihat sekali bahwa apa yang disampaikan SMI tersebut adalah keteladanan yang semu dan penuh kepura kepuraan.
Bukan contoh keteladanan yang riil dari seorang pemimpin.
Yang Bangsa ini butuhkan saat ini adalah sosok pejabat negarawan.”
“Para pejabat yang menempatkan amanah adalah sebagai bentuk tanggung jawab pengabdian kepada masyarakat dan bukan sebagai alat untuk memperkaya diri dan keluarga.
Kasus Mario ini adalah menjadi pemicu terbukanya kotak Pandora tentang negeri kita yang rakyatnya hidup sulit namun para pejabatnya hidup mewah dan menumpuk numpuk harta.
Maka tidak heran jika negeri ini diusianya yang sudah menginjak usia 78 tahun kehidupan rakyatnya masih jauh dari kata sejahtera.
Sementara para pejabat nya hidup berfoya foya yang justru dibiayai oleh uang Negara yang Sebagian nya berasal dari hirang. Sungguh sebuah Ironi.
Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
Sumber: ekonominews.com