TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani pejabat pajak tidak boleh menaiki motor gede (moge) merupakan ironi.
Sri Mulyani meminta agar komunitas moge Blasting Rider yang membernya adalah orang-
orang Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan agar dibubarkan.
“Jadi seolah yang tertangkap dari maksud pernyataan Sri Mulyani, silahkan memiliki moge, tetapi jangan dipamerkan dan sampai terlihat oleh masyarakat. Munculkan kesan hidup sederhana padahal hartanya menumpuk. Itu sebuah kemunafikan,” kata Achmad kepada Tribunnews, Kamis (9/3/2023).
Achmad memandang apa yang disampaikan Sri Mulyani adalah keteladanan semu.
“Salah satu fenomena yang aneh para pejabat di negara ini yang gemar mempertontonkan kemewahan di kala masyarakat dalam kondisi yang susah. Seolah hati nurani para pejabat ini sudah mati,” ungkapnya.
Peristiwa penganiayaan anak pejabat pajak Mario Dandy membuat membuka borok pejabat Direktorat Jenderal Pajak.
Dirjen Pajak Suryo Utomo pun ikut terseret imbas kasus ini karena kerap menunggangi moge.
Imbas lain yang muncul akibat kasus ini ialah makin disorotnya gaya hidup hedon para pejabat pajak.
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menilai keputusan Sri Mulyani melarang anak buahnya di Kementerian Keuangan memamerkan gaya hidup mewah adalah keputusan internal.
Namun, Bambang menganggap tidak sepantasnya seseorang dilarang menggeluti hobi masing-masing.
“Tentu saja imbauan Ibu Sri Mulyani ini kan untuk internal Kementerian Keuangan, yaitu Direktorat Jenderal Pajak,” kata Bamsoet.
“Jadi tidak boleh ada yang melarang seseorang menggeluti hobinya, karena hidup itu harus imbang otak kiri dan otak kanan,” sambungnya.
Bamsoet kembali menuturkan bahwa hobi seseorang sebaiknya jangan sampai dihambat.
Apalagi ketika setiap orang menjalankan hobinya masing-masing dari hasil usaha sendiri.
“Ibu Sri Mulyani yang hobi naik sepeda ya monggo naik sepeda. Si siapa main golf, monggo. Kami-kami hobi otomotif, motor, mobil, ya itu adalah hobi kami,” katanya.
“Jadi silahkan yang punya hobi jangan terhambat, yang penting dari hasil usaha sendiri,” ujar Ketua MPR RI itu.
Larang Suami Naik Moge
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku suaminya membeli motor gede (moge) tetapi hanya terparkir tanpa pernah ditunggangi.
Pernyataan disampaikan saat berbincang di sebuah acara talkshow dikutip Kamis (9/3/2023).
“Suami saya membeli (moge) berapa itu nilainya Rp150 juta waktu itu. Ada satu,” ujar Sri Mulyani.
Sang penanya kemudian menyebut membeli moge bukankah identik dengan sebuah kemewahan.
“Iya, pasti (moge identik dengan kemewahan) makanya saya bilang sama suami saya boleh beli tapi enggak boleh naik. Dia enggak pernah naik moge itu semenjak beli. Jadi ditaruh,” jawab Sri Mulyani.
Penanya itu tidak dapat membayangkan perasaan suami dari Sri Mulayani yang hanya membeli moge tapi tidak dapat merasakan sensasi moge itu sendiri.
“Kita sudah berapa tahun ya menikah dari 1988. Kayaknya dia happy-happy saja karena dia tahu banget konsekuensinya menjadi suaminya seorang Sri Mulyani,” ujarnya.
Sumber: tribunnews.com