BARISAN.CO – Peristiwa penganiayaan dan pamer harta yang dilakukan oleh Mario Dendy Satriyo, anak pejabat Ditjen Pajak bernama Rafael Alun Trisambodo, memunculkan ancaman akan turunnya kepercayaan publik terhadap institusi di bawah Kemenkeu.
Pasalnya, selain melakukan penganiayaan, Dendy juga kerap pamer gaya hidup mewah. Hal inilah yang kemudian ramai diperbincangkan di media massa soal aturan dan besaran gaji yang diterima pejabat pajak.
Persoalannya tidak selesai di situ, dampak dari kasus tersebut dinilai bisa membuat masyarakat berpikir dua kali untuk membayar pajak.
“Dampak dari kasus penganiayaan sang anak pejabat pajak ini tentu saja akan berdampak sangat besar bagi upaya pemerintah untuk menaikkan pendapatan pajak,” kata Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (27/2/2023).
Achmad mengungkapkan, dalam era media sosial seperti saat ini, setiap perbuatan yang dipandang buruk oleh warganet atau masyarakat. Seperti sikap arogan hingga flexing seperti yang ditunjukan Mario Dandy, akan dengan mudah tersebar.
Bahkan, profiling pelaku dengan segala macam hal di dalamnya akan dengan mudah terkuak.
“Terlebih di era sosial media ini di mana tindakan penganiayaan yang dia lakukan menunjukkan sikap arogansi dan sewenang-wenang sudah tersebar luas sehingga publik atau citizen yang dikenal kritis akan membongkar setiap detail dari sang pelaku penyaniayaan tersebut,” tambahnya.
Kendati demikian, ia belum dapat memastikan persentase pembayaran pajak tahun ini. Ia menilai apabila berita ini terus diviralkan, maka dampaknya akan semakin besar terhadap penurunan penerimaan pajak negara.
Sri Mulyani Ikut Terdampak
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan ikut merasakan luka yang dihadapi oleh pegawai lingkungan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akibat kasus penganiayaan dan pamer harta yang dilakukan oleh anak salah satu pejabatnya.
Menurutnya, yang paling merasakan luka adalah mereka yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur. Namun, kini mereka terpaksa kena imbas harus menerima cemoohan pedas dari masyarakat akibat kasus itu.
Tak hanya itu, harta mereka juga banyak dicurigai masyarakat.
“Mereka yang bekerja sangat baik, benar, lurus dan jujur. Mereka inilah yang merasa terluka dikhianati dan tentu sangat kecewa dengan ulah mereka yang mencemarkan nama baik Kemenkeu dan DJP. Saya merasakan luka yang sama,” ujarnya dalam unggahan instagram resmi saat usai berkunjung ke Kantor Wilayah Pajak II di Solo, Senin (27/2/2023).
Sri Mulyani berharap permasalahan tersebut tidak membuat seluruh pegawai DJP merasa rendah hati dan patah semangat. Apalagi, DJP adalah unit yang berperan sangat penting dalam mengumpulkan penerimaan negara.
“Namun kekecewaan dan luka tidak membuat kami menyerah. Semangat kami tidak surut untuk menjalankan tugas negara, mengelola serta menjaga APBN dan Keuangan Negara,” jelasnya.
Selain itu, ia berpesan agar para jajaran di lingkungan Kementerian Keuangan, tak hanya DJP, untuk bisa saling menguatkan dan membantu demi mengembalikan kepercayaan publik. Sebab, masih ada ratusan ribu pegawai Kemenkeu yang bekerja dengan sungguh-sungguh.
“Kami terus fokus menjalankan tugas, memperbaiki cara kerja, melayani masyarakat, mendengar masukan mereka untuk perbaikan. Kami terus meningkatkan akuntabilitas dan transparansi karena uang negara adalah amanah rakyat,” pungkasnya.
Sumber: barisan.co