Selasa, 03 Januari 2023
Warta Ekonomi, Jakarta – Pakar kebijakan publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan Indonesia perlu pengawasan genom yang lebih baik.
Ia mencontohkan sebuah kebijakan yang dipakai Amerika Serikat yakni Traveler-base Genomic Surveillance atau TGS. Ini dipakai jika virus corona terdeteksi, genom virus diurutkan untuk mengidentifikasi varian baru. Sampel disimpan anonim.
TGS ini diterapkan di tujuh bandara, mencakup 500 penerbangan dari setidaknya 30 negara, termasuk sekitar 290 penerbangan mingguan dari China dan sekitarnya. Dan sekitar 80.000 wisatawan berpartisipasi dari November 2021 hingga Desember 2022.
“Upaya ini semakin diperluas menjadi sistem radar nasional dan akhirnya global yang mengawasi munculnya virus dan bakteri di Amerika Serikat,” kata Achmad dalam keterangan resmi yang diterima Warta Ekonomi.
Menurut dia, Indonesia tidak memiliki pengawasan genom virus yang massal melainkan hanya sampel di layanan kesehatan tertentu saja. Selebihnya tidak ada yang namanya pemantauan genom Covid-19.
“Indonesia semestinya melakukan hal yang sama untuk dapat mencegah masuknya pendatang dari China sebagai upaya memproteksi masyarakat dari virus yang dianggap semakin mengganas ini,” ujarnya.
Selain itu, pakar Narasi Institute menegaskan, Indonesia perlu memperketat semua pendatang dari China dan khusus pendatang dari negara seperti China, Hong Kong, dan Taiwan perlu ada pemeriksaaan genom lanjutan dan semua pendatang tersebut genom sampelnya di simpan dalam Genom Bank.
“Ini perlu dilakukan untuk mengembangan kehati-hatian pandemi masa depan. Patut diingat pandemi telah membunuh ratusan jiwa dan memporakporanda ekonomi Indonesia dan membuat utang Indonesia semakin besar,” pungkas Achmad.
Varian baru Covid-19 XBB dan BQ1.1 sudah masuk ke Indonesia sehingga Indonesia harus lebih ekstra melakukan pengawasan penyebaran varian baru ini.
Indonesia Perlu Memperketat Aturan Bandara dan Pelabuhan
Indonesia sering melonggarkan masuknya TKA-TKA Cina sehingga memperbesar resiko terhadap penyebaran varian-varian baru dari Covid-19 ini.
“Indonesia tidak boleh terlalu percaya diri dengan beranggapan bahwa Indonesia mempunyai sistem penanganan Covid yang teruji,” terang Achmad.
Kewaspadaan ini akan lebih mudah jika pintu-pintu masuk ke wilayah NKRI baik itu. melalui bandar udara ataupun pelabuhan-pelabuhan yang diperketat dan pendatang tersebut di data dengan baik.
Sumber: wartaekonomi.co.id