Kamis, 12 Januari 2023
WE NewsWorthy, Jakarta – Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, menuduh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ingin membuat masyarakat DKI menjadi bodoh.
Itu karena, pengurangan layanan internet grats JakWifi di sejumlah titik. Ia menduga alasan anggaran program tersebut dicabut yaitu untuk membangun infrastruktur.
“Saya kok punya dugaan ini subsidi-subsidi yang sifatnya untuk rakyat itu kemudian dicabut-cabutin nanti uangnya untuk membangun infrastruktur,” ujar Achmad, dikutip NewsWorthy dari kanal YouTube Achmad Nur Hidayat pada Rabu (11/1/2023).
Achmad kemudian menyoroti sebuah program yang sempat didengarnya yaitu pembuatan The Great Wall of Jakarta, pembangunan sebuah tembok besar yang diinisiasikarena rawannya banjir menggenangi Jakarta.
Namun, sayangnya kemungkinan besar yang menikmati manfaat dari pembangunan tersebut adalah kawasan elit seperti kawasan Pluit.
“Dan kalau kita bicara infrastruktur yang paling menikmati nanti kawasan Pluit, tetangganya Ahok, karena Ahok tinggal di Pluit. Ya sebenarnya mereka sudah tingkat elit,” ujar Achmad.
Bahkan, karena kebijakan mengurangi titik layanan JakWifi tersebut, Achmad mengatakan Heru sudah tidak layak menjadi penjabat di DKI Jakarta.
Pakar sekaligus ekonom itu menyimpulkan bahwa pengurangan titik layanan JakWifi dilakukan agar masyarakat DKI Jakarta menjadi bodoh.
“Jadi Jakwifi yang gratis itu dikurangi ini berarti Heru Budi ingin masyarakat DKI ini bodoh. Yang pinter mungkin biar segelintir orang saja. Apalagi ternyata kalau dana anggarannya dialihkan untuk membangun The Great Wall of Jakarta yang ternyata yang menikmati adalah warga-warga elit kaya,” jelas Achmad.
Sumber: nw.wartaekonomi.co.id