Selasa, 27 Desember 2022

Warta Ekonomi, Jakarta – Pemerintah makin gencar menyiapkan anggaran untuk subsidi pembelian kendaraan listrik yang mana menurut keterangan Menteri Koordinatoir Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bernilai Rp5 Triliun.

Mengenai hal ini, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat angkat suara. Achmad menilai saat ini pasar Indonesia belum ada interest dengan kendaraan listrik sehingga hanya akan menguntungkan perusahaan asing.

“Subsidi ini dianggap penting karena untuk pengembangan pasar, yang jadi pertanyaan untuk pasar siapa? Ini jelas hanya menguntungkan perusahaan asing. Belum ada national interest di dalamnya,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Selasa (27/12/22).

Achmad juga mengungkapkan, Semestinya Indonesia lebih baik dari Vietnam yang mampu membangun industri kendaraan listrik merk VinFast dan tentunya industri tersebut akan mendatangkan pendapatan bagi Vietnam.

Dengan memnbangun industri kendaraan listrik menurut Achmad uang masyarakat tidak akan lari begitu saja ke pihak asing.

“Jika memang pasar kendaraan listrik ini cerah semestinya Indonesia memperjuangkan untuk ambil pasar domestik tersebut untuk kepentingan negara sehingga uang masyarakat tidak menguap ke luar negeri,” jelasnya.

Apalagi lanjut Achmad, Indonesia penghasil nikel terbesar dan sedang membangun industri baterai, hal-hal semacam ini yang harus diprioritaskan.

Tentunya Indonesia juga kaya akan barang tambah seperti besi dan lain-lain yang digunakan sebagai bahan baku kendaraan listrik.

“Ini program hilirisasi yang sesungguhnya yang semestinya mampu di wujudkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah merencanakan untuk menganggarkan subsidi kendaraan listrik sebesar Rp5 Triliun.

“Ini sedang bicara dengan Bu Menteri Keuangan nilainya Rp 5 triliun, nanti dibagi motor berapa, mobil berapa. Bus kita akan pertimbangkan juga,” ujarnya dalam konferensi pers di Istana Negara, dikutip dari beritasatu.com, Selasa (27/12/22)

Sumber: wartaekonomi.co.id