Jum’at, 23 Desember 2022

Warta Ekonomi, Jakarta – Pakar kebijakan publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, mengomentari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang mengalami kecelakaan. Menurutnya, KCJB sedari awal memang seperti proyek yang dipaksakan.

Dia mengungkit soal proyek KCJB yang mulanya akan dimenangkan oleh Jepang lantaran analisis lingkungannya. Namun di akhir, tiba-tiba tender dimenangkan oleh China.

“Proyek ini terkesan bukan bottom-up tapi top-bottom. Jadi, dua pemimpin antara Indonesia dengan Presiden China itu bersepakat jadi top-down,” kata dia, dikutip dari video yang diunggah di kanal Youtube-nya, Jumat (23/12/2022).

Dia menjabarkan, realisasi proyek KCJB sangat tidak profesional sejak awal. Pertama, terkait pembiayaan yang semula dikatakan tak akan melibatkan APBN. Namun nyatanya, karena biaya proyek membengkak, pada akhirnya APBN juga turut andil dalam pembiayaan proyek.

Kedua, proyek ini kerap kali mengalami kesalahan perencanaan. Konstruksi yang sudah berdiri kemudian dibongkar dengan alasan lahan yang tidak aman.

“Akhirnya diarahkan ke jalur yang lain, itu pemborosan,” ungkapnya.

Kemudian, kecelakaan kerja juga sering terjadi selama proyek ini. Teranyar, kecelakaan kerja terjadi pada Minggu (18/12/2022) dan menyebabkan dua orang tewas dan empat orang luka-luka.

“Saya kira ini menunjukkan ketidakprofesionalan ya, mulai dari awal ini sudah dipaksakan. Karena memang ini terkesan dipaksakan, memang lebih baik proyek ini dibatalkan saja,” pungkasnya.

Sumber: wartaekonomi.co.id