Kamis, 17 November 2022

Posting-posting yang mengglorifikasi event ini pun bertebaran di media sosial membuat KTT G20 terkesan perhelatan selebrasi bernuansa entertainment

AKURAT.CO, Pakar Kebijakan Publik dan Ekonom Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menilai KTT G20 seakan kehilangan fokus. Pasalnya nuansa entertainment dan gegap gempita selebrasi yang ditampilkan sedikit mengaburkan tujuan utama dari KTT G20. 

Terlebih, kata Nur Hidayat ancaman resesi global harus segera diantisipasi secepat mungkin dengan menghasilkan resolusi berkualitas untuk pemulihan ekonomi dunia. Belum lagi masalah konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda.  

“Posting-posting yang mengglorifikasi event ini pun bertebaran di media sosial membuat KTT G20 kali ini jadi terkesan perhelatan selebrasi bernuansa entertainment. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah KTT G20 ini serius atau tidak?” katanya, Kamis (17/11/2022).

Menurut dia, seharusnya Indonesia melalui agenda besar G20 di Bali mengambil peran dalam menurunkan tensi ketegangan. Kendati Presiden Jokowi sudah mengingatkan berulang-ulang untuk menghentikan perang. Namun jika tidak ada komitmen kesepakatan akan sulit bagi negara-negara G20 menekan kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata.   

“Dalam hal ini, Indonesia diharapkan mampu berperan secara signifikan dalam upaya menurunkan tensi ketegangan konflik,” sambung dia.

Kendati belum maksimal setidaknya Presiden Jokowi menurut dia telah menyampaikan pesan untuk menghentikan perang. Dan bersama-sama memperbaiki perekonomian dalam rangka mengantisipasi ancaman resesi global. 

Ketidakhadiran Putin pada KTT G20 di Bali, menurut Nur Hidayat dapat dimaklumi. Sebab mempunyai urusan dalam negeri yang harus diselesaikan apalagi mereka masih dalam situasi konflik. Disisi lain publik pun menilai bahwa ada tekanan-tekanan lain yang membuat Rusia tidak hadir pada KTT G20 kali ini.

Sumber: akurat.co