13 Oktober 2022
Warta Ekonomi, Jakarta – Achmad Nur Hidayat selaku Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute mengatakan saat berkampanye tahun 2019 dulu, Presiden Jokowi pernah berjanji akan memajukan dunia sepak bola di tanah air.
Bahkan dia mengatakan siap potong leher jika gagal memajukan dunia sepak bola tanah air.
Achmad menyoroti janji tersebut, terlebih Indonesia baru saja berduka akibat tragedi Kanjuruhan.
“Jika tragedi Kanjuruhan ini tidak diselesaikan secara transparan dan terbuka maka ini akan menjadi api dalam sekam yang kapanpun akan dapat terbakar hebat karena ratusan nyawa sudah melayang akibat tragedi ini,” ujar Achmad melalui keterangan tertulisnya yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (13/10/22).
Ia prihatin karena sudah hampir 2 pekan pasca terjadinya tragedi kemanusiaan terbesar dalam dunia sepak bola di Indonesia dan nomor 2 di dunia, belum menemui titik terangnya.
“Lebih dari 131 jiwa nyawa melayang dan lebih dari 500 orang yang dirawat di RS akibat tragedi yang memilukan ini,” kata dia.
Meskipun telah di tetapkan 6 tersangka oleh kepolisian namun menurutnya, berbagai pihak masih menganggap tragedi ini masih gelap segelap gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan.
“Simpang siur terkait kejadian ini pun terus merebak di publik. Video-video kengerian peristiwa di stadion Kanjuruhan pun masih terus memenuhi linimasa,” kata dia.
Dalam konferensi pers terakhir Mabes Polri, lewat juru bicaranya Dedi Prasetyo masih tetap membantah gas air mata bisa membunuh seseorang.
“Memang hal yang aneh yang disampaikan institusi kepolisian ini,seolah terkesan ingin cuci tangan dan lepas tangan atas Tragedi ini,” kata Achmad.
Tragedi Kanjuruhan ini menurutnya harus menjadi momentum publik mempertanyakan janji kampanye presiden tersebut.
“Jika tragedi Kanjuruhan ini tidak diselesaikan secara transparan dan terbuka maka ini akan menjadi api dalam sekam yang kapanpun akan dapat terbakar hebat karena ratusan nyawa sudah melayang akibat tragedi ini,” tutupnya.
Sumber: wartaekonomi.co.id