11 Oktober 2022

Warta Ekonomi, Jakarta – Penunjukan Heru Budi Hartono mengisi kursi yang akan ditinggalkan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta jadi sorotan, sebagian pihak menyoroti rekam jejak Heru yang dianggap sebagai “Orangnya Jokowi-Ahok”.

Diketahui Heru pernah mengisi posisi strategis bahkan sampai saat ini yang mana erat dengan sosok Jokowi dan Ahok. Pada tahun 2015, Heru menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) semasa kepemimpinan Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) dan di 2017 menjabat Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) oleh Presiden Jokowi.

Mengenai keputusan Jokowi ini, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat angkat suara. Menurut Achmad dengan situasi politik saat ini, potensi penyalahgunaan kekuasaan sangat mungkin terjadi.

“Potensi para penjabat ini melakukan abuse of power memang sangat kuat. Karena dalam hal ini yang bersangkutan bisa menduduki posisi strategis tersebut adalah karena ditunjuk oleh penguasa dan bukan oleh pilihan rakyat sehingga potensi untuk berbuat untuk kepentingan sang penunjuk akan jauh lebih besar dibanding kepentingan masyarakat di daerah tersebut,” jelas Achmad dalam kerterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (10/10/22).

Achmad juga menyoroti rekam jejak Achmad yang diduga terlibat dalam kasus Korupsi. Hal ini diperkuat dengan desakan Bonyamin Saiman selaku Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) yang meminta untuk membatalkan penunjukan tersebut karena Heru Budi Utomo ini memiliki rekam jejak yang tidak baik selama dirinya menjabat di DKI Jakarta.

Hal ini karena ketika menjabat Kepala BPKAD Jakarta Heru Budi sempat diperiksa KPK terkait suap reklamasi pantai Jakarta. Heru Budi juga terseret kasus pembelian tanah Cengkareng dan RS Sumber Waras dimasa Ahok sebagai Gubernur Jakarta.

“Ini semakin mengkhawatirkan tentang penjabat sementara DKI Jakarta ini. Bagaimana orang yang memiliki banyak catatan korupsi malah justru dipilih sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta,” ujar Achmad.

“Terkait kedekatan Heru Budi dengan Ahok maka ini akan semakin menguatkan bahwa Kepentingan Ahoklah akan kembali berkuasa terhadap DKI Jakarta setelah kalah pilkada demokratis oleh Anies Baswedan,” tambahnya.

Sumber: wartaekonomi.co.id