Jum’at, 23 September 2022
Warta Ekonomi, Jakarta – Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute mengatakan Ferdy Sambo dan endra Kurniawan layak divonis berat dalam kasus pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J.
Indonesia Police Watch (IPW) sebelumnya mengungkapkan fakta baru bahwa Hendra Kurniawan pada tanggal 11 Juli 2022 terbang ke Jambi atas perintah Ferdy Sambo untuk menemui keluarga Brigadir J guna memberikan penjelasan soal kematiannya.
Hendra Kurniawan tercatat menggunakan jet pribadi bersama Kombes Agus Nurpatria, Kombes Susanto, AKP Rifaizal Samual Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika.
Dalam penelusuran IPW pula, private jet itu ada kaitannya dengan konsorsium judi 303 dimana Ferdy Sambo diduga berperan selama ini.
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, membenarkan kunjungan Hendra tersebut. Dia menyatakan bahwa jenderal bintang satu itu membawa sejumlah personil polisi untuk mendatangi keluarga Samuel Hutabarat, ayah Yosua, di Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi.
Kamaruddin juga menyatakan Hendra menyekap keluarga tersebut dan menyita seluruh telepon seluler mereka. Pihak keluarga Yosua tak diperbolehkan mendokumentasikan pertemuan itu.
Selain itu, Hendra Kurniawan juga disebut memaksa keluarga untuk tak membuka peti jenazah serta mempertanyakan penyebab kematian Brigadir J. Selain itu, Hendra juga disebut melarang Yosua untuk dimakamkan secara kedinasan.
“Melihat tindakan yang telah dilakukan oleh Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan ini benar-benar telah menghancurkan Marwah institusi kepolisian sebagai lembaga penegak hukum,” kata Achmad.
Menurutnya, kasus ini benar benar telah membuka tabir di Kepolisian tentang perkawinan antara aparat keamanan dengan pengusaha pengusaha hitam, bandar bandar judi yang telah merusak masyarakat Indonesia.
“MenKoPolhukam Mahfud MD harus kembali bersuara akan kasus ini sebagaimana di awal beliau telah mendorong kasus ini. Jangan sampai kasus ini di intervensi tangan tangan invisible hand kekuasaan dan Oligarki ataupun mafia mafia judi,” kata dia.
Disisi lain, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menegaskan bahwa isu terkait Brigadir Jenderal Polisi Hendra Kurniawan menggunakan pesawat jet pribadi telah masuk materi yang diperiksa Tim khusus bentukan Kapolri.
“Itu sudah bagian materi dari Timsus,” ungkap Dedi kepada pers di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Dedi menekankan saat ini Timsus fokus menuntaskan perkara pembunuhan Brigadir J yang diikuti dengan perkara dugaan menghalangi penyelidikan atau obstruction of justice yang melibatkan delapan personel Polri.
Sumber: wartaekonomi.co.id