Sabtu, 03 September 2022
jpnn.com, JAKARTA – Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyebut penurunan harga minyak dunia akan memengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Sebab, harga minyak dunia anjlok hingga 3,4 persen pada akhir perdagangan AS Kamis, (1/9).
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November anjlok hingga 3,4 persen atau USD 3,28 menjadi USD 92,36 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kemudian, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 3,3 persen atau USD 2,94 menjadi USD 86,61 per barel di New York Mercantile Exchange.
Namun, apakah ini berpengaruh terhadap BBM bersubsidi? Jawabannya sangat pesimistis karena hal ini tidak akan terjadi.
Menurut Achmad, tidak berubahnya harga BBM bersubsidi pada 1 September 2022 dapat diasumsikan bahwa kenaikan masih dalam pertimbangan sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Jokowi di Papua.
“Kabar ini menegaskan bahwa BBM akan benar-benar naik dan rakyat harus bersiap menghadapi dampak yang akan timbul,” ujar Achmad, Jumat (2/9).
Selain itu, aksi protes kebijakan kenaikan BBM sudah terjadi dimana-mana dan sebagian berlangsung ricuh sehingga dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat lebih berat.
“Dikhawatirkan akan terjadi gelombang penolakan yang menyebabkan people unrest, bahkan kenaikan angka kemiskinan memicu lonjakan angka kriminal akibat himpitan ekonomi,” katanya.
Achmad mengungkapkan masyarakat harus menelan risiko berat jika kebijakan kenaikan BBM ini dipaksakan.
Jadi, anjloknya harga minyak dunia seharusnya dijadikan momentum baik untuk mempertahankan harga BBM.
“Jika pemerintah memang pro rakyat maka alternatif realokasi anggaran untuk mempertahankan subsidi minyak pasti akan dilakukan,” tegas Achmad.
Sumber: m.jpnn.com