11 September 2022

Pada tanggal 3 September kemarin, pemerintah resmi menaikkan harga BMM . Kebijakan pemerintah Indonesia menaikkan harga  BBM dengan alasan karena sekitar 70% subsidi BBM dinikmati kelompok masyarakat mampu.

Menteri ESDM Arifin Tasrif  menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru  yakni sebagai berikut:

Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter
Lantas apa sajakah dampak kenaikan harga BBM bagi perkonomian?

 Menurut Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute menilai, kebijakan pemerintah menaikkan  harga BBM bersubsidi akan sangat memberatkan kehidupan rakyat. Pasalnya kenaikan harga BBM ini pasti akan langsung di ikuti dengan  kenaikan harga komoditas kehidupan lainnya.

“Langkah pemerintah ini sungguh kejam di tengah kondisi masyarakat yang berada di bawah tekanan ekonomi yang sulit dan daya beli yang masih relatif rendah pemerintah dengan tega menaikkan harga BBM,” kata Achmad.

Bagi salah satu pengamat ekonomi Sultra, Syamsul Anam menjelaskan ada beberapa dampak kenaikan harga BBM kepada harga jual aneka macam barang dan jasa terutama kebutuhan pokok.

“Masalahnya kenaikan aneka macam kebutuhan ini juga akan berimplikasi terhadap menurunnya kemampuan beli dari warga sehingga berpotensi menurunkan konsumsi secara agregat,” kata Syamsul

Lantas apa saja yang di rasakan para pelaku UMKM khususnya di daerah Kendari?

“Biasanya dalam sehari rata-rata omsetnya itu sekitar Rp.400.000  per hari.”Kata Bu Khalifah, seorang pedagang Somay dan tahu goring di sekitar kampus IAIN Kendari.

Ia juga mengatakan bahwa kalau dagangannya habis biasanya ia bisa menghasilkan Rp.600.000 per harinya. Namun semenjak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, ia membatasi jangkauan tempatnya berjualan.

“Kalau biasanya saya sering berpergian dengan motor untuk menjual, sekarang saya hanya berdiam di beberapa tempat. Misalnya pada pagi sampai sore hari say berjualan di sekitar kampus IAIN Kendari”Ujarnya.

Selain itu dampak kenaikan harga BBM juga berimbas kepada naiknya harga-harga bahan baku dan kebutuhan lainnya.

“Harga bawang merah dan cabai semakin mahal di pasar. Begitu pula harga daging ayam di tempat penggilingan. Apalagi dengan harga tabung gas yang meningkat drastis.” Ujar Bu Khalifah

            Sekarang harga bumbu dapur dan cabai di pasar terus meningkat. Harga tabung gas di beberapa kecamatan di Kota Kendari juga mengalami kenaikan yang awal harga tabung gas elpiji 3 Kg sekitar Rp.23.000-Rp.25.000 sekarang meningkat menjadi Rp.35.000.

” Sekarang apa-apa serba naik, jadi omset saya mungkin hanya sekitar Rp.200.000-Rp.300.000 dalam seharinya. Itupun masi harus di putar kembali sebagai modal untuk membeli bahan-bahan berjualan untuk esok”. Ujarnya

Lantas langkah apa yang di ambil para pelaku UMKM dalam menanggapi keadaan tersebut?

“Untuk saat ini saya menyetok daging lebih banyak supaya dapat potongan harga dari tempat saya beli. Dan saya lebih memilih untuk berjualan dan menetap di satu tempat dari pada berkeliling”. Kata Bu Khalifah.

Sumber: kompasiana.com