Jum’at, 19 Agustus 2022
Warta Ekonomi, Jakarta – Pasca Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka, kasus Duren Tiga Berdarah bukannya redup dari pantauan publik. Spekulasi dan isu justru makin berkembang terkait “sisi gelap” institusi Polri.
Tak lain tak bukan karena sosok Ferdy Sambo yang kini diisukan menjadi aktor penting di “sisi gelap” Polri berkaitan dengan beberapa kejahatan terselubung seperti judi online dll. Kekuasaan Ferdy Sambo makin diperjelas dengan terlibatnya puluhan anggota Polri tingkat menengah dan atas yang kini telah ditahan terkait pelanggaran etik karena ikut serta membantu skenario Ferdy Sambo.
Tapi apakah Ferdy Sambo bermain sendiri dengan “kekuasaannya” atau ada sosok lain yang jauh lebih kuat?
Terkait hal ini Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyinggung analisis Guru Besar Universitas Padjajaran yang menyebut ada “kakak asuh” Ferdy Sambo yang lebih kuat.
Achmad menyinggung soal status Ferdy Sambo yang merupakan rising star di kepolisian yang mana melampaui senior-seniornya soal kepangkatan.
“Menarik apa yang disampaikan Guru Besar UNPAD Muradi terkait kakak asuh atau orang yang lebih kuat di belakang Ferdy Sambo, publik perlu melihat sedikit ke belakang terkait rotasi di Polri. Salah satunya, bagaimana Sambo mendapatkan bintang pertama kalinya sebagai perwira tinggi (pati) Korps Bhayangkara,” jelas Achmad dalam keterangan resminya yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Jumat (19/8/22).
Menurut Achmad, dari pola tersebut bisa terlihat bahwa ada yang jauh lebih senior dari Irjen Sambo yang menjadi ‘Kakak Asuh’ Sambo dan kawan-kawan dan merupakan faksi kelompok Sambo.
“Kakak kasuh” ini menurut Achmad dianggap masih punya kaitan dengan Timsus yang saat ini bekerja. Imbasnya adalah “Kakak Asuh” belum bisa disentuh untuk sekadar diperiksa.
“Karena kedekatan tersebut, baik yang satu leting angkatan maupun pernah bersama-sama tugas, maka ada kehati-hatian yang dilakukan oleh Timsus dalam memproses sejumlah perwira yang lebih senior dari Irjen Sambo tersebut. Sehingga, tampak ada kesan abai dan tidak patuh atas instruksi dan perintah Kapolri. Dan hal ini Pemerintah dalam hal ini MenkoPolhukam Prof Mahfud MD harus kembali mengingatkan Kapolri untuk tegak lurus menyelesaikan kasus ini,” jelasnya.
Karena itu, menurut Achmad jika timsus berani memeriksa dan pada akhirnya menemukan bukti keterlibatan “kakak asuh” ini, maka percobaan perlawanan terhadap Kapolri sebagaimana analisis sejumlah pengamat selama ini bisa meredup.
“Sehingga Sambo hanya satu dari orang yang diarahkan oleh ‘Kakak Asuh’ dari salah satu faksi atau geng yang ada di Polri. Jika Timsus bisa memeriksa dan membuktikan ada keterlibatan ‘Kakak Asuh’ ini, perlawanan ke Kapolri Listyo Sigit Prabowo bisa meredup,” tambahnya.
Sumber: wartaekonomi.co.id