JAKARTA, achmadnurhidayat.id – Narasi Institute menyatakan langkah pemerintah untuk menjalankan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) seharusnya bisa disesuaikan dengan upah minimum provinsi (UMP) di wilayah masing-masing. Program tersebut diharapkan bisa menjangkau buruh di perusahaan kecil.

Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan ide targeted subsidy menjadi langkah tepat karena langsung memberikan kepada mereka yang membutuhkan. Namun banyak penduduk Indonesia yang tidak punya pekerjaan tetap. Seperti penjaga toko, pedagang kaki lima, warteg yang mereka bisa dipastikan tidak termasuk kelompok penerima upah tersebut.

“Dalam konteks keberpihakan seharusnya mereka-mereka itu yang perlu dibantu dengan di data dan diberikan insentif agar para majikan mereka mendaftarkan usahanya jadi informal menjadi formal. Itu harus dilakukan sebelum launching program BSU,” ucap Achmad dalam keterangan resmi yang diterima pada Rabu (6/4/2022).

Dalam program BSU, 8,8 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta akan menerima bantuan Rp 1 juta. Achmad mengatakan program BSU seharusnya didasarkan pada national single identity (NSI) dan hal tersebut belum kita miliki. Selama NSI belum ada program sosial seperti BSU, BLT minyak goreng akan rawan penyimpangan. Dia mengatakan program bantuan sosial tidak cukup hanya BSU tetapi para guru honorer harus diperhatikan.

“Semestinya ada bantuan untuk para guru terutama guru honorer terutama guru-guru yang mengajar di pelosok desa. Beri mereka bantuan tunai langsung yang layak,” kata Achmad.

Achmad mengatakan dengan tingginya anggaran untuk program perlindungan sosial maka pemerintah harus mempunyai upaya besar untuk mendatangkan pendapatan negara, jangan sampai menambah utang negara lebih besar lagi. Menurutnya negara tidak memiliki kemewahan memberikan subsidi manakala masih ngotot ingin kejar proyek infrastruktur.

“ Bila pemerintah ingin membantu publik sebenarnya cukup lakukan tindakan pembatalan IKN dan pembatalan kenaikan PPN menjadi 11%. Dengan demikian harga-harga jauh lebih murah,” kata Achmad.

Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Sumber : Investor Daily