Gegap gempita event  MotoGP yang disponsori oleh Pertamina di sirkuit Mandalika NTB yang menghabiskan anggaran sekitar 1,3  triliun telah dilaksanakan 20 Maret 2022.

Namun dalam event sebesar itu ada hal yang sangat disayangkan terjadi dan menjadi peristiwa yang memalukan. Disaksikan oleh masyarakat Internasional dipertontonkan ritual  penanganan hujan oleh Pawang Hujan di negara yang mayoritas Muslim.  Di Era industri 4.0 ini tentu saja ritual tersebut membuat publik mengerutkan kening dan menimbulkan cemoohan dari banyak orang.

Tentu saja hal ini menimbulkan ke khawatiran di kalangan masyarakat atas dampak yang akan ditimbulkan bagi reputasi Indonesia di mata Internasional. Indonesia akan dianggap sebagai negara yang tidak rasional. Tentunya hal ini akan menimbulkan ketidak percayaan banyak pihak termasuk investor. Begitu juga image profesionalisme penyelenggara event yang menghadirkan ritual yang tidak logis menjadi dipertanyakan.

Momentum balap motor GP Mandalika sebetulnya merupakan event yang mestinya mampu dijadikan promosi secara efektif Indonesia di mata dunia internasional, karena perhelatan yang memakan anggaran yang tidak sedikit ini mestinya memberi feed back bagi pendapatan nasional Indonesia baik secara nasional maupun pendapatan daerah tersebut.Sehingga persiapan dari A to Z nya harusnya sudah dipersiapkan secara matang, modern dan rasional. Bukan malah membuat sebuah pertunjukan  teatrikal yang irasional yang justru membuat Indonesia menjadi negara yang imagenya terbelakang dan dipenuhi mitos-mitos.

Apalagi informasi yang beredar sang Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika  yang bernama Rara Istiani Wulandari ini dibayar ratusan juta selama 21 hari rangkaian event MotoGP Mandalika. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan besar bagaimana profesi seperti pawang hujan yang tidak jelas tolak ukur dan parameter nya bisa mendapatkan alokasi anggaran yang sangat besar dibandingkan jenis profesi-profesi lainnya di tengah kondisi Bangsa yang sedang sulit saat ini. Ini tentu saja sangat tidak berempati ditengah situasi masyarakat yang sedang sulit saat ini.

@Rilis 21 Maret 2022